Show simple item record

dc.contributor.authorIVA MUYASSAROH
dc.date.accessioned2014-01-28T03:08:03Z
dc.date.available2014-01-28T03:08:03Z
dc.date.issued2014-01-28
dc.identifier.nimNIM050910302197
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/26104
dc.description.abstractBanyak yang menyebabkan kerusakan hutan salah satunya adalah adanya penjarahan hutan. Penjarahan hutan yang terjadi di sekitar desa Andongrejo dikarenakan pembukaan lahan baru oleh penduduk yang dijadikan lahan pertanian yang mereka sebut dengan lahan thethelan. Pembukaan lahan baru yang dijadikan lahan pertanian ini bertentangan dengan konsep konservasi yang dilakukan oleh pihak TN Meru Betiri. Pada akhirnya pihak TN Meru Betiri bekerjasama dengan LSM local yaitu KAIL (Konservasi Alam Indonesia Lestari). KAIL (Konservasi Alam Indonesia Lestari) ini dijadikan sebagai Pendamping untuk masyarakat yang mempunyai lahan thethelan. Lahan thethelan inilah yang menjadi subjek pokok adanya konflik kepentingan antara TN Meru Betiri, LSM dan juga petani thethelan. Banyak yang mencari keuntungan dari adanya kondisi hutan TN Meru Betiri yang telah banyak dijarah oleh penduduk sekitar TN Meru Betiri khususnya bagi Desa Andongrejo. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan menganalisa lebih mendalam mengenai konflik kepentingan di lahan thethelan sekitar hutan Taman Nasional Meru Betiri (TNMB). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif. Teknik penentuan informan menggunakan teknik snowball. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Setelah data terkumpul kemudian dianalisis dengan mengelar data, reduksi data dan pemeriksaan keabsahan data sehingga terbentuk pemaparan deskriptif dan peneliti dapat mengambil kesimpulan. Penjarahan yang dilakukan oleh penduduk Andongrejo dan sekitar Andongrejo ini membuat TN Meru Betiri harus bertindak untuk mengembalikan keadaan hutan TN Meru Betiri. Hal ini dilakukan dengan berbagai program. Salah satunya adanya program penanaman tanaman pokok yaitu kemiri, pete, kedawong dll. Dengan pola kemitraan dari TN yang diberikan secara percuma bahkan masyarakat akan mendapat uang Rp 500/bibit jika mau menanam tanaman pokok tersebut. Pola kemitraan ini dijembatani oleh LSM KAIL (Konservasi Alam Indonesia Lestari). KAIL (Konservasi Alam Indonesia Lestari) disini sebagai pendamping masyarakat. Banyak yang mau mendapatkan tanaman pokok tersebut tetapi pada dasarnya mereka hanya menginginkan uangnya saja. Hal ini terlihat dari banyak tanaman yang tidak ditanam, ada juga ditanam tetapi mereka melakukan banyak hal agar tanaman tersebut tidak tumbuh bahkan mereka menginginkan tanaman tersebut mati. Alasan yang banyak kenapa banyak penduduk yang menginginkan tanaman pokok tersebut mati. Penduduk melakukan itu hal ini dikarenakan jika tanaman pokok tersebut tumbuh dengan sempurna maka akan menghalangi tanaman palawija dari cahaya matahari. Jika kekurangan cahaya matahari tanaman palawija tidak akan menghasilkan panen yang maksimal. Hal ini berpengaruh pada kehidupan penduduk Andongrejo karena hanya lahan thethelan tersebut yang menjadi tumpuan mereka hidup.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries050910302197;
dc.subjectKonflik Kepentingan, Lahan Thethelanen_US
dc.titleKONFLIK KEPENTINGAN DI LAHAN THETHELAN SEKITAR HUTAN TAMAN NASIOANAL MERU BETIRI (TNMB) (Studi Diskriptif Konflik Kepentingan Antara TNMB, LSM Dan Petani Thethelan di Desa Andongrejo Kecamatan Tempurejo Kebupaten Jember)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record