MANAJEMEN BENCANA PADA KEGIATAN PRA BENCANA (Studi kasus di Desa Kemiri Kecamatan Panti Kabupaten Jember)
Abstract
Manajemen Bencana atau Disaster Management cycle adalah suatu cara untuk
kesiapan menghadapi bencana. Dalam Manajemen bencana terbagi menjadi Pasca
Bencana atau Humanitarian Action dan Pra Bencana atau Sustainabel Development.
Kejadian Banjir Bandang dan Tanah longsor di Desa Kemiri Kecamatan Panti terjadi
5 tahun yang lalu sehingga difokuskan pada kegiatan Pra Bencana. Kegiatan Pra
Bencana terdapat dua kegiatan pokok yaitu Pencegahan atau Mitigasi dan
kesiapsiagaan.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Dengan tujuan Mendeskripsikan segala bentuk upaya pra bencana dan
faktor yang mempengaruhi upaya pra bencana. Penentuan responden dengan
menggunakan teknik Snowball sampling. Sumber data yang digunakan adalah data
primer dan sekunder. Data primer didapat dari masyarakat desa Kemiri Kecamatan
Panti Kabupaten Jember. Data sekunder mengenai curah hujan dan Jumlah korban
bencana didapat dari Dinas Pengairan dan Palang Merah Indonesia Kabupaten
Jember. Data karakteristik wilayah bencana didapat dari Pemerintah Daerah
Kabupaten Jember. Teknik pengumpulan data dengan Wawancara Mendalam (indepth
interview),
Observasi dan Dokumentasi. Instrumen pengumpulan data dengan
panduan wawancara mendalam dengan dibantu alat perekam suara dan alat tulis.
Dalam pengamatan langsung peneliti menggunakan kamera digital. Analisis data
dimulai dengan (1) Penentuan fokus permasalahan (2) Pengumpulan data (3) Uji
validitas dengan triangulasi data (4) Intepretasi pernyataan responden (5)
Mendeskripsikan upaya masyarakat (6) Konseptualisasi. Penyajian data dalam bentuk
cerita ataupun naratif. Kegiatan pencegahan dan mitigasi adalah sebagai berikut (1) Kegiatan yang
dilakukan untuk pengurangan kerentanan dan perbaikan kesehatan masih sangat
kurang karena sanitasi yang buruk (2) Peraturan keselamatan lingkungan sudah
diberlakukan untuk menjaga kondisi lingkungan desa Kemiri. (3) Infrastruktur
kesehatan sudah memadai. (4) Fasilitas pendukung berupa air bersih sangat rentan
terkena bencana.
Upaya Kesiapsiagaan masyarakat desa Kemiri sangat kurang karena terdapat
perbedaan tingkat kesiapsiagaan yang cukup mencolok antara masyarakat desa
Kemiri di daerah perkebunan dengan di daerah perkampungan. Desa Kemiri memiliki
topografi 20% dataran dan 80% pegunungan, hal ini menyebabkan kemungkinan
terjadinya bencana Banjir Bandang dan Tanah Longsor. Dalam menghadapi bencana
tersebut masyarakat desa Kemiri memiliki resiko yang besar.
Kerentanan lingkungan di desa Kemiri antara lain karena vegetasi yang
kurang mendukung di bantaran sungai dan tebing curam yang minim vegetasi.
Masyarakat desa Kemiri juga kurang siap sehingga kerentanan lingkungan dapat
mengancam keselamatan mereka. Secara sosial mereka juga memiliki hubungan
yang kurang harmonis dan informasi yang tidak merata tentang bencana. Masalah
ekonomi juga memperburuk masyarakat, khususnya di yang tinggal di areal
perkebunan.
Secara keseluruhan di desa Kemiri banyak terdapat fasilitas yang dapat
dimanfaatkan untuk peningkatan kemampuan masyarakat dalam upaya pra bencana.
Peningkatan kemampuan bisa dengan penyuluhan yang intensif serta koordinasi yang
kuat dalam setiap lapisan masyarakat. Dengan early warning system, penyuluhan dan
peralatan pendukung dapat membantu upaya pra bencana serta kepekaan terhadap
kondisi lingkungan sekitar.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]