dc.description.abstract | Masa remaja merupakan masa dari awal pubertas sampai tercapainya
kematangan, biasanya mulai dari usia 14 pada pria dan usia 12 pada wanita. Pada
masa pubertas secara fisiologis maupun psikologis ditandai dengan berbagai
perubahan. Berbagai perubahan tersebut alamiah sifatnya, namun hal ini tidak
diketahui oleh remaja yang bersangkutan. Terlebih karena rasa ingin tahu anak
tentang seks adalah hal yang wajar akibat konsekuensi dari perkembangannya.
Ketidaktahuan tersebut berdampak pada kebingungan, kecemasan, ketakutan, atau
bahkan pemberontakan diri. Orang yang paling tepat untuk menjawab keingintahuan
anak-anak adalah orang terdekat mereka, yaitu orang tua. Karena orang tua sangat
berperan dalam menimbulkan nilai-nilai positif remaja perihal kehidupan seksual
anaknya. Menjalin komunikasi antarpribadi dengan anak merupakan suatu cara yang
paling efektif untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Komunikasi
antarpribadi yang bersifat dua arah, artinya kedua belah pihak harus mau saling
mendengarkan pandangan satu dengan yang lain. Yang pada akhirnya, ketidaktahuan
remaja akan perubahan pada dirinya mungkin tidak perlu terjadi jika ada komunikasi
antarpribadi antara remaja dengan orang tuanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis hubungan antara bentuk komunikasi antarpribadi orang tua dan anak
dengan pengetahuan, sikap dan praktek kesehatan reproduksi remaja pada siswa
kelas XI SMAN di wilayah Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember tahun 2007.
Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui sebagian besar responden (88,5%)
memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi mengenai kesehatan reproduksi remaja.
Ditemukan hubungan secara statistik pada α=0,05 antara bentuk komunikasi
antarpribadi orang tua dan anak dengan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
remaja (p=0,029). Hasil uji statistik pada α=0,05 didapati tidak ada hubungan secara
statistika antara bentuk komunikasi antarpribadi orang tua dan anak dengan sikap
terhadap kesehatan reproduksi remaja (p=0,329) dan praktek kesehatan reproduksi
remaja (p=0,448). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, disarankan agar kaum muda
atau remaja jangan lagi ditabukan dengan seks dan reproduksi, hal tersebut justru
akan memancing rasa penasaran mereka yang berakhir pada perilaku seksual yang
tidak sehat dan tidak bertanggung jawab. | en_US |