Show simple item record

dc.contributor.authorDEWI ZULFA FORAIDA
dc.date.accessioned2014-01-28T01:42:11Z
dc.date.available2014-01-28T01:42:11Z
dc.date.issued2014-01-28
dc.identifier.nimNIM032110101016
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/25939
dc.description.abstractMasa remaja merupakan masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan, biasanya mulai dari usia 14 pada pria dan usia 12 pada wanita. Pada masa pubertas secara fisiologis maupun psikologis ditandai dengan berbagai perubahan. Berbagai perubahan tersebut alamiah sifatnya, namun hal ini tidak diketahui oleh remaja yang bersangkutan. Terlebih karena rasa ingin tahu anak tentang seks adalah hal yang wajar akibat konsekuensi dari perkembangannya. Ketidaktahuan tersebut berdampak pada kebingungan, kecemasan, ketakutan, atau bahkan pemberontakan diri. Orang yang paling tepat untuk menjawab keingintahuan anak-anak adalah orang terdekat mereka, yaitu orang tua. Karena orang tua sangat berperan dalam menimbulkan nilai-nilai positif remaja perihal kehidupan seksual anaknya. Menjalin komunikasi antarpribadi dengan anak merupakan suatu cara yang paling efektif untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Komunikasi antarpribadi yang bersifat dua arah, artinya kedua belah pihak harus mau saling mendengarkan pandangan satu dengan yang lain. Yang pada akhirnya, ketidaktahuan remaja akan perubahan pada dirinya mungkin tidak perlu terjadi jika ada komunikasi antarpribadi antara remaja dengan orang tuanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara bentuk komunikasi antarpribadi orang tua dan anak dengan pengetahuan, sikap dan praktek kesehatan reproduksi remaja pada siswa kelas XI SMAN di wilayah Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember tahun 2007. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui sebagian besar responden (88,5%) memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi mengenai kesehatan reproduksi remaja. Ditemukan hubungan secara statistik pada α=0,05 antara bentuk komunikasi antarpribadi orang tua dan anak dengan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja (p=0,029). Hasil uji statistik pada α=0,05 didapati tidak ada hubungan secara statistika antara bentuk komunikasi antarpribadi orang tua dan anak dengan sikap terhadap kesehatan reproduksi remaja (p=0,329) dan praktek kesehatan reproduksi remaja (p=0,448). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, disarankan agar kaum muda atau remaja jangan lagi ditabukan dengan seks dan reproduksi, hal tersebut justru akan memancing rasa penasaran mereka yang berakhir pada perilaku seksual yang tidak sehat dan tidak bertanggung jawab.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries032110101016;
dc.subjectbentuk komunikasi antarpribadi orang tua dan anak, pengetahuan, sikap, praktek, kesehatan reproduksi remajaen_US
dc.titleHUBUNGAN ANTARA BENTUK KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ORANG TUA DAN ANAK DENGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTEK KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (STUDI PADA SISWA KELAS XI SMAN DI WILAYAH KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2007)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record