PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN METODE TAUTAN ANTARA KATA DAN VISUALISASI KATA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BUKU CERITA BERGAMBAR PADA SISWA KELAS II SDN 3 LATENG

Abstract

Tuntutan membaca bagi anak–anak yang belajar di kelas dua telah membuat guru–guru mengalami kesulitan mengajar dan mengambil jalan pintas yaitu mangajar anak–anak sebagaimana layaknya anak usia sekolah dasar. Sedangkan para ahli pendidikan anak mengingatkan bahwa anak–anak masih berfikir konkrit belum mampu berfikir abstrak. Masalah di lapangan ini memberi inspirasi dilakukan penelitian tindakan kelas untuk pengembangan berbahasa anak agar berkemampuan membaca tanpa anak mengalami kejenuhan belajar, ketertekananan belajar, ketidakmampuan belajar yaitu dengan mengajarkan anak membaca dengan ilustrasi gambar sebagai medianya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dan rancangannya berupa penelitian tindakan kelas. Jenis penelitian dipilih penelitian studi kasus. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan dua siklus. Siklus 1 mengajarkan anak–anak membaca melalui media lembaran-lembaran cerita bergambar yang disusun oleh siswa. Pada siklus 2 dilakukan lebih kompleks dengan menjadikan lingkungan kelas dipenuhi dengan gambar dan diinteraksikan dalam kegiatan belajar anak, lingkungan didesain dengan media ambar yang merangsang anak untuk berkemampuan membaca kalimat per kalimat dalam suatu paragraf melalui media gambar. Hasil penelitian menunjukkan : (1) bahwa pembelajaran membaca melalui media cerita gambar dapat meningkatkan perolehan belajar efektif bagi anak kelas II di SDN Lateng 3 Banyuwangi, (2) Media gambar yang dapat dipergunakan mengajar membaca bagi anak–anak kelas II SDN 3 Lateng, selain gambar yang ditempel di papan tulis juga semua benda, hiasan ruang kelas dapat dijadikan media belajar dengan menempeli gambar dan aturan kelas yang diilustrasikan dalam gambar, dan (3) Strategi pembelajaran yang efektif dengan menggunakan medi a gambar dalam mengajar membaca bagi anak – anak kelas II adalah terjadinya proses belajar aktif (active learning process) dan belajar yang dipusatkan pada potensi dasar individu anak (child center learning) serta menjadikan semua sarana lingkungan kelas menjadi media belajar.