dc.description.abstract | Kemiskinan merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh bangsa
Indonesia dari tahun ke tahun.. Masyarakat miskin semakin tidak mampu untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang layak, hal ini ditandai oleh angka kematian
bayi (AKI) dan angka kematian ibu (AKB) di Indonesia masih cukup tinggi terutama
masyarakat miskin yaitu AKB sebesar 1000 kelahiran hidup (Susenas, 2003) dan AKI
sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup (SDKIP 2002-2003). Berbagai upaya
kebijakan pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin telah diberlakukan
Pemerintah. Kebijakan pelayanan kesehatan masyarakat miskin juga diberlakukan di
Probolinggo terutama pada Desa Jati yang merupakan jumlah penduduk miskin
terbanyak di Kota Probolinggo. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka peneliti tertari
untuk melakukan penelitian di Puskesmas Jati dengan judul “Implementasi Kebijakan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin di Puskesmas Jati Kota Probolinggo Tahun
2007”
Kebijakan pelayanan kesehatan masyarakat miskin merupakan kebijakan yang
telah ditetapkan Pemerintah untuk membantu masyarakat miskin dalam upaya
pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan. Dalam penelitian ini terdapat variabelvariabel
krusial dalam implementasi kebijakan yaitu komunikasi, sumber-sumber,
kecenderungan-kecenderungan dan struktur birokrasi. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan metode penelitian kualitatif. Teknik penelitian yang digunakan adalah
teknik Sampling Purposive. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah
Pengumpulan data, reduksi data, Display data dan penggambaran kesimpulan. Komunikasi ini dimaksudkan dengan penyampaian informasi pelaksana
kebijakan antara Dinas kesehatan dengan Puskesmas Jati. Penyampaian informasi
dilakukan dengan cara Dinas kesehatan mengundang Kepala-Kepala Puskesmas
untuk memperoleh informasi tentang kebijakan pelayanan kesehatan masyarakat
miskin. Masyarakat miskin yang membutuhkan pelayanan kesehatan secara gratis
dapat mengajukan surat miskin ke kelurahan setempat. Komunikasi akan dapat
berjalan secara jelas bila terdapat sumber-sumber yang mendukung. Sumber-sumber
itu meliputi staf,wewenang, serta fasilitas.. Para staf selalu memberi informasi yang
dibutuhkan masyarakat miskin untuk memperoleh pelayanan kesehatan secara gratis
wewenang dalam program ini sudah jelas dimana Dinas kesehatan telah meunjuk
Puskesmas sebagai lembaga kesehatan yang melayani masyarakat miskin melalui
bantuan pelayanan kesehatan masyarakat miskin. Dalam implementasi kebijakan
kecenderungan-kecenderungan merupakan faktor yang yang mendukung apakah
implementasi kebijakan dapat berjalan secara efektif atau tidak. Kecenderungankecenderungan
dalam hal ini berupa semangat kerja dari para implementator dan
ketersediaanya insentif. Birokrasi merupakan pelaksana kebijakan baik secara
langsung maupun tidak langsung. Struktur birokrasi akan dilihat dari SOP (Standar
Operation Prosedures) dan fragmentasi. Untuk mengetahui keberhasilan dari
implementasi kebijakan pelayanan kesehatan masyarakat miskin tedapat 4 indikator
untuk mengetahui yaitu angka utilisasi sebesar 15 %, rujukan dari PPK1 12%,
tingkat kepuasan masyarakat 70% dan cakupan pemeriksaan kehamilan 100 %,
persalinan 100% dan perawatan bayi baru lahir 100%.
Kesimpulan dari penelitian ini, bahwa implementasi kebijakan pelayanan
kesehatan masyarakat miskin di Puskesmas Jati sudah dapat dikatakan berhasil.
Masyarakat miskin di desa jati sudah sangat terbantu dengan adanya kebijakan
pelayanan kesehatan masyarakat miskin, hal ini ditandai dengan keberhasilan pada
indikator angka utilisasi dan tingkat kepuasan masyarakat, namun pada indikator
angka rujukan dari PPK I, cakupan pemeriksaan kehamilan, persalinan Nakes dan
perawatan bayi baru lahir belum berhasil. | en_US |