dc.description.abstract | Ana Indiyawati, 060210193194, 23 Juni 2011. “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar
Biologi Siswa dengan Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Melalui Model
Instruksional DDFK
Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan
tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan
bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan pembangunan
sektor ekonomi, yang satu dengan lainya saling berkaitan dan berlangsung dengan
bebarengan
Hasil observasi menunjukkan bahwa siswa kurang berminat dalam belajar biologi
dan siswa kurang termotivasi dalam proses belajar, hal ini dapat dibuktikan dari hasil
belajar siswa yang tidak memenuhi standart ketuntasan belajar biologi dan juga dapat
dilihat dari kegiatan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang tidak begitu antusias
dan cenderung tidak memperhatikan pelajaran yang disajikan oleh guru di SMA Negeri
Rambipuji.
Berdasarkan informasi dari guru Biologi di kelas X dan dilanjutkan dengan
observasi, ditemukan beberapa permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam mengelola
kelas, diantaranya adalah siswa bicara sendiri pada saat proses belajar mengajar sehingga
kelas menjadi ramai, siswa kurang memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan guru,
siswa malas mencatat inti materi dari penjelasan guru. Mencatat inti materi sangat penting
karena akan membantu siswa mengingat kembali penjelasan guru seandainya sewaktuwaktu
siswa lupa, sehingga siswa kurang aktif untuk bertanya dan menjawab pertanyaan
sehingga suasana kelas menjadi pasif.Peneliti menerapkan model pembelajaran Instruksional DDFK
Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran sebelum dilakukan tindakan penelitian
atau pra siklus menunjukkan rata-rata prosentase aktivitas siswa sebesar 46,332% termasuk
kategori sedang. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I menunjukkan rata-rata prosentase
aktivitas siswa pada siklus I sebesar 62,67% atau dalam kategori aktif dan rata-rata
prosentase aktivitas siswa pada siklus II sebesar 65,49% atau kategori aktif. Nilai ini
menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran mengalami peningkatan
yang signifikan.edangkan peningkatan pemahaman konsep didapatkan dari hasil belajar kognitif
siswa yaitu melalui tes tulis pada setiap akhir siklus. Pada hasil belajar pra siklus
ketuntasan klasikal hanya sebesar 42,5%. Kemudian setelah dilakukan tindakan pada siklus
I ketuntasan klasikal sebesar 50% nilai ini sedikit diatas nilai standar ketuntasan minimum
individu yaitu 70. pada siklus II didapatkan ketuntasan klasikal sebesar 77,5 %. hal ini
sudah memenuhi standart KKM belajar biologi di SMA Negeri Balung sebesar 70%
sedangkan hasil belajar siklus II sebesar 77,5%.
Rata-rata prosentase aktivitas siswa pada siklus II sebesar 62,67%. Rata-rata hasil
belajar kognitif siswa pada siklus II adalah 77,5 %. Nilai ketuntasan hasil bel ajar klasikal
yang diperoleh pada siklus II melebihi standar ketuntasan klasikal sebesar 77,5%, sehingga
siklus dihentikan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah peningkatan aktivitas dan hasil belajar biologi
siswa telah tercapai pada siklus II. Sesuai dengan analisis data yang didapatkan, siswa kelas
X-3 mengalami peningkatan aktivitas dan hasil belajar biologi dari pra-sklus ke siklus 1
dan terjadi peningkatan pula dari siklus I ke siklus II. Hal ini membuktikan bahwa model
Instruksional DDFK dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar biologi siswa kelas X-3
di SMA Negeri Balung. Peneliti berharap dari penelitian tindakan kelas yang telahilakukan ini, guru hendaknya selalu melakukan inovasi dalam pembelajaran untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar serta mengetahui kecenderungan gaya belajar
siswa. | en_US |