Show simple item record

dc.contributor.authorNina Hastuti
dc.date.accessioned2014-01-27T00:48:44Z
dc.date.available2014-01-27T00:48:44Z
dc.date.issued2014-01-27
dc.identifier.nimNIM071710101092
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/24720
dc.description.abstractRINGKASAN Pemanfaatan Ekstrak Polifenol Kulit Buah Dan Kulit Biji Kakao Sebagai Senyawa Penghambat Pertumbuhan Bakteri (Bacillus subtilis dan Escherichia coli); Nina Hastuti, 071710101092; 2010: 60 halaman; Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember. Negara Indonesia merupakan salah satu Negara penghasil kakao. Kakao merupakan salah satu hasil pertanian Indonesia yang cukup potensial dalam menyumbang devisa Negara. Setiap tahunnya, pengolahan biji kakao semakin meningkat. Sehingga limbah kulit buah kakao dan kulit biji kakao semakin meningkat juga. Untuk limbah kulit yang dihasilkan berkisar 50.000 - 70.000 ton. Hingga saat ini pemanfaatan dari limbah kakao masih kurang. Untuk itu, limbah kulit buah kakao dan kulit biji kakao dimanfaatkan sebagai ekstrak polifenol. Dalam beberapa tahun terakhir permintaan terhadap ekstrak polifenol dalam industri makanan semakin meningkat. Hal ini dikarenakan polifenol kakao memiliki aktivitas antiksidan yang sangat baik dan bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui potensi kulit buah kakao dan kulit biji kakao sebagai sumber polifenol dan mengetahui potensi polifenol dari kulit buah kakao dan kulit biji kakao sebagai antibakteri. Penelitian ini dilakukan secara bertahap. Tahap pertama yaitu penelitian pendahuluan digunakan untuk memproduksi polifenol dari kulit buah dan kulit biji kakao serta dilakukan pengamatan-pengamatan. Kemudian tahap kedua yaitu penelitian utama yang digunakan untuk mengetahui daya hambat dari polifenol kulit buah dan kulit biji kakao. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kulit buah kakao berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai ekstrak polifenol. Untuk rendemen polifenol dari kulit buah kakao sebesar 90,984 mg/g sedangkan kulit biji kakao sebesar 124,974 mg/g dari bahan 0,25 gram yang telah diujikan. Akan tetapi viii potensi polifenol kulit buah kakao dan kulit biji kakao sebagai antibakteri masih sangat kurang. Hal ini dikarenakan daya hambatnya ≤10mm. Oleh karena itu, setelah dilakukan pengkombinasian antara polifenol kulit buah kakao dan kulit biji kakao dengan polifenol biji kakao daya hambat terhadap bakteri menjadi semakin besar.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries071710101092;
dc.subjectPenghambat Pertumbuhan Bakterien_US
dc.titlePemanfaatan Ekstrak Polifenol Kulit Buah Dan Kulit Biji Kakao Sebagai Senyawa Penghambat Pertumbuhan Bakteri (Bacillus subtilis dan Escherichia coli)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record