dc.description.abstract | Benih yang dihasilkan dalam persilangan sendiri akan mengalami
kemunduran yaitu berkurangya mutu benih yang menimbulkan perubahan secara
menyeluruh di dalam benih dan berakibat pada berkurangnya viabilitas benih,
sehingga perlu dilakukan seleksi terhadap genotipe dari hasil silang sendiri dan uji
daya tumbuh. Seleksi atau identifikasi fenotipik pada progeni (keturunan) yang
mengandung gen resesif pada program silang balik tidak bisa dilakukan langsung
seperti pada sifat yang diatur oleh gen dominan, sehingga harus dilakukan selfing
(silang diri) yang dilanjutkan dengan uji progeni. Selfing dapat menyebabkan
terjadinya segregasi genotipe heterozigot, dan hanya genotipe homozigot resesif
yang disilang balik dengan tetua pengulang.
Penelitian bertujuan untuk menguji daya tumbuh dari enam genotipe jagung
dan memilih genotipe jagung yang digunakan untuk program seleksi daur
berikutnya. Percobaan dilakukan di lahan di Desa Arjasa, Kecamatan Arjasa,
Kabupaten Jember. Waktu percobaan dilaksanakan mulai bulan Februari sampai
Agustus 2010. Menggunakan enam genotipe jagung SKSP, SKB, SPSK,
SPB,BSK, dan BSP, rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap
sebanyak empat ulangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa silang sendiri dari enam genotipe
jagung yang memiliki daya tumbuh terbaik terdapat pada genotipe BSK, dan yang
dapat digunakan untuk seleksi daur berikutnya yaitu genotipe SKB, SPSK, SPB,
dan BSK | en_US |