Show simple item record

dc.contributor.authorRISKA DWI ANGGRAENI
dc.date.accessioned2014-01-27T00:27:35Z
dc.date.available2014-01-27T00:27:35Z
dc.date.issued2014-01-27
dc.identifier.nimNIM070210103086
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/24679
dc.description.abstractDi dalam dunia pendidikan terdapat suatu pembelajaran yang berarti meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan keterampilan siswa. Kemampuan-kemampuan tersebut diperkembangkan bersama dengan pemerolehan pengalaman-pengalaman belajar. Hal tersebut sangat erat kaitannya dengan metakognisi siswa. Keberadaan guru yang bermutu merupakan syarat mutlak sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas, hampir semua bangsa-bangsa dunia selalu mengembangkan kebijakan yang mendorong keberadaan guru yang berkualitas. Salah satu kebijakan yang dikembangkan oleh pemerintah di banyak negara adalah kebijakan intervensi langsung pada peningkatan mutu dan pemberian jaminan dan kesejahteraan hidup guru yang memadai dengan melaksanakan sertifikasi guru. Sertifikasi umumnya diartikan sebagai prosedur pemberian wewenang (dalam bentuk sebuah serifikat) kepada seseorang yang sudah memiliki kompetensi tertentu untuk melaksanakan tugas profesional di bidang pendidikan, khususnya yang berkaitan dengan aktivitas kependidikan di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status guru tersertifikasi dengan kemampuannya sebagai agen inovasi pembelajaran dan capaian metakognisi siswa dalam mata pelajaran biologi. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dengan menggunakan metode survei. Metode ini bertujuan untuk menggali data yang menggunakan diantaranya angket, wawancara, serta dokumentasi, yang dilaksanakan pada ruang lingkup guru biologi tersertifikasi. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan fenomenologis. Rancangan desain penelitiannya menggunakan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif . Data hasil penelitian dianalisis dengan uji Korelasi Bivariabel,untuk mengetahui adanya hubungan antara guru biologi sebelum dan sesudah tersertifikasi sebagai agen inovasi pembelajaran. Hasil Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara guru biologi sebelum dan sesudah tersertifikasi sebagai agen inovasi pembelajaran. Produk hasil penelitian ini baik dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk menindak lanjuti bagi perbaikan kualitas guru terutama sertifikasi guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian terhadap pengembangan silabus dan komponen RPP (kelengkapan SK dan KD, perumusan indikator, media, metode, sumber belajar, langkah pemebelajaran, dan evaluasi) mencapai frekuensi 86% hingga 88% sehingga dikategorikan sangat baik, sedangkan jumlah frekuensi terendah adalah pada pengembangan tujuan pembelajaran mencapai frekuensi 54% hingga 58% sehingga dikategorikan dari kurang baik baik mencapai cukup baik. Penilaian terhadap penyusunan kualitas soal ujian sebelum dengan sesudah tersertifikasi yang dapat diketahui dari hasil angket yang hasilnya terdapat peningkatan yaitu dari cukup baik menjadi sangat baik. Terdapat empat komponen pada penyusunan kualitas soal ujian. Komponen tertinggi yaitu SK dan KD sebagai acuan memiliki frekuensi prosentase dari 78% menjadi 86% yang dikategorikan sangat baik. Sedangkan komponen terendah yaitu tingkat kesulitan soal yang frekuensi prosentasenya dari 62% menjadi 70% yang kategorinya cukup baik. Teknik wawancara bertujuan untuk menggali dan mendapatkan data yang berhubungan dengan sertifikasi guru dalam menjalankan perannya sebagai agen inovasi pembelajaran. Wawancara ini terdiri dari tiga item/point yakni penyusunan dalam perencanaan pembelajaran biologi, pengimplementasian perencanaan pembelajaran biologi, dan penyusunan evaluasi pembelajaran biologi. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada guru biologi tersertifikasi sebagian besar memilki jawaban yang sama antara responden satu dengan yang lainnya. Alat ukur keterampilan metakognisi pada penelitian ini dalam bentuk Metacognitive Awareness Inventory (MAI) yang berupa angket untuk yang dijawab pada setiap point pernyataan. Angket tersebut berisi 46 pernyataan yang dikelompokkan menjadi empat komponen utama yaitu merencanakan (planning), memonitoring (monitoring), mengevaluasi (evaluating), dan merevisi (revising). Hasil analisi dari komponen metakognisi yang memilki jumlah tertinggi yaitu komponen revising. Terdapat korelasi antara penyusunan silabus dan RPP guru biologi sebelum dan sesudah tersertifikasi di beberapa SMA Negeri di kabupaten Jember yang berarti bahwa guru biologi sebelum tersertifikasi sudah memiliki kualitas dalam hal penyusunan silabus dan RPP dengan baik, demikian halnya guru biologi tersebut sudah tersertifikasien_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries070210103086;
dc.subjectGURU TERSERTIFIKASI, AGEN INOVASI PEMBELAJARAN, CAPAIAN METAKOGNISI SISWAen_US
dc.titleHUBUNGAN ANTARA STATUS GURU TERSERTIFIKASI DENGAN KEMAMPUAN SEBAGAI AGEN INOVASI PEMBELAJARAN DAN CAPAIAN METAKOGNISI SISWA DI SMA NEGERI DI KABUPATEN JEMBERen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record