Show simple item record

dc.contributor.authorNina Handiny
dc.date.accessioned2014-01-26T23:07:46Z
dc.date.available2014-01-26T23:07:46Z
dc.date.issued2014-01-26
dc.identifier.nim070210103106
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/24527
dc.description.abstractRINGKASAN Efektivitas Ekstrak Metanol Biji Srikaya (Annona squamosa L.) terhadap Mortalitas Dan Perkembangan Serangga Helopeltis antonii Sign.; Nina Handiny; 070210103106; 2011: 141 halaman; Program Studi Pendidikan Biologi; Jurusan Pendidikan MIPA; Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember. Serangga Helopeltis antonii Sign. (Hemiptera, Miridae) merupakan salah satu hama utama yang menyerang tanaman kakao (Theobroma cacao). H. antonii termasuk hama yang berperan menimbulkan kerusakan baik pada tanaman muda maupun tanaman produktif. Stadium serangga yang merusak adalah nimfa dan imago yaitu dengan cara memasukkan alat mulutnya (stilet) ke dalam jaringan tanaman dan menghisap cairan-cairan di dalam sel tanaman (Puslitkoka Indonesia, 2004). Gejala yang ditimbulkan pada buah kakao yang masih muda dan yang telah dihisap cairannya terlihat bercak-bercak cekung berwarna kehitaman, permukaan kulitnya menjadi retak, bentuknya tidak normal, sehingga menghambat pembentukan biji (Puslitkoka Indonesia, 2004). Serangan pada buah muda menyebabkan matinya buah tersebut, sedangkan serangan pada buah berumur sedang mengakibatkan terbentuknya buah abnormal. Akibatnya, daya hasil dan mutu kakao menurun (Atmadja, 2003). Penggunaan insektisida sintetis secara terus-menerus dapat mengakibatkan dampak negatif yaitu resistensi hama, timbulnya resurjensi, terjadinya letusan hama kedua dan juga dapat mencemari lingkungan. Sehingga diperlukan alternatif menggunakan insektisida nabati. Insektisida nabati memiliki keunggulan dibanding dengan insektisida sintetis, yaitu insektisida nabati memiliki sifat yang ramah lingkungan artinya mudah terurai (biodegradable) sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia karena residu mudah hilang (Kardinan, 2001). Salah satunya yaitu srikaya. Biji srikaya mengandung senyawa kimia asetogenin yang terdiri atas squamosin dan asimisin yang bersifat racun perut, racun kontak dan pernafasan terhadap serangga (Herminanto, 2004). Dalam penelitian ini, Peneliti menggunakan pelarut metanol. Penggunaan metanol sebagai pelarut ekstrak biji srikaya (Annona squamosa L.) karena metanol merupakan pelarut polar (Kardinan, 1997). Jika dibandingkan dengan air, metanol bersifat kurang polar tetapi mehanol lebih mudah menguap sehingga ekstrak yang didapatkan dari biji srikaya lebih murni dibandingkan dengan air. Hasil penelitian Wardhana (2005: 141) menyatakan bahwa ekstrak metanol biji srikaya terhadap mortalitas larva caplak Boophilus microplus mempunyai konsentrasi letal lebih rendah dibandingkan dengan air dan heksan. Berdasarkan uraian di atas perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang “Efektivitas Ekstrak Metanol Biji Srikaya (Annona squamosa L.) terhadap Mortalitas dan Perkembangan Serangga Helopeltis antonii Sign.”. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2011. Pemeliharaan H.antonii serta penelitian dilakukan di Laboratorium Hama Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, Jember, ekstraksi metanol biji srikaya (Annona squamosa L.) di lakukan di Laboratorium Biologi, Fakultas Farmasi Universitas Jember. Penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat kali ulangan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah ekstraksi metanol biji srikaya (Annona squamosa L.) dalam beberapa serial konsentrasi (0,5; 1; 1,5; 2; 2,5 dan 3%), Variabel terikat pada penelitian ini adalah mortalitas dan perkembangan serangga Helopeltis antonii Sign. Analisis data dengan uji ANOVA dengan tingkat kepercayaan 95% (P<0,05), untuk mengetahui tingkat perbedaan dari masing-masing perlakuan dilanjutkan dengan uji duncan dengan tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan ekstrak metanol biji srikaya (Annona squamosa L.) konsentrasi 1,5% efektif terhadap mortalitas H. antonii sebesar 40%, karena hasil uji Duncan pada konsentrasi 1,5% menunjukkan hasil yang berbeda nyata dengan kontrol. Dan LC pada waktu 24 jam sebesar 2,33% ekstrak metanol biji srikaya (Annona squamosa L.), pada waktu 48 jam LC 50 ekstrak metanol biji srikaya (Annona squamosa L.) dan pada waktu 72 jam LC 50 sebesar 1,09% ekstrak metanol biji srikaya (Annona squamosa L.). Nilai LT sebesar 1,62% 50 50 pada control 121,61 jam. Konsentrasi 0,5; 1; 1,5; 2; 2,5 dan 3% berturut-turut yaitu 96,81; 59,66; 37,48; 39,88; 24,43 dan -0,02 jam. Ekstrak metanol biji srikaya (Annona squamosa L.) konsentrasi 2,5% berpengaruh dalam menghambat aktivitas makan H. antonii. Pada konsentrasi 1,5% lama pergantian instar IV dan V H. antonii berbeda nyata dengan kontrol. Pada konsentrasi 0,5% imago H. antonii yang terbentuk berbeda nyata dengan kontrol. Pada konsentrasi 3% tidak ada telur yang menetas.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries070210103106;
dc.subjectSerangga Helopeltis antonii Signen_US
dc.titleEfektivitas Ekstrak Metanol Biji Srikaya (Annona squamosa L.) terhadap Mortalitas Dan Perkembangan Serangga Helopeltis antonii Signen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record