PENGARUH KOMPOSISI MEDIA, JUMLAH INOKULUM DAN TEMPERATUR TERHADAP PEMBIAKAN MASSAL IN-VITRO NEMATODA ENTOMOPATOGEN Steinernema carpocapsae(All Strain) SEBAGAI AGENSIA HAYATI Plutella xylostella L.
Abstract
Nematoda Entomopatogen (NEP) mampu membunuh serangga ordo
Lepidoptera, Coleoptera dan Diptera dalam waktu 24 - 48 jam. Salah satu spesies
nematoda entomopatogen adalah Steinernema carpocapsae yang mampu
mengendalikan dengan baik hama kubis Plutella xylostella. Atas dasar itu maka
perlu dilakukan pembiakan massal NEP S. carpocapsae (All strain).
Beberapa teknik perbanyakan secara in vivo maupun in vitro sudah banyak
dikembangkan. Di Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa, inang yang biasa
digunakan untuk perbanyakan in vivo adalah ulat Galeria melonella (L).
Perbanyakan melalui berbagai serangga inang secara massal menemui
banyak kendala. Untuk mencari larva yang akan digunakan sebagai inang
memerlukan waktu yang lama menunggu musim hama serangga tersebut.
Penggunaan medium sintetik untuk perbanyakan Nematoda Entomopatogen
secara in vitro memerlukan biaya yang sangat mahal, oleh karena itu perlu dicari
media alternatif dari bahan alami sehingga biaya produksi massal lebih murah.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh komposisi media, jumlah
inokulum, dan suhu yang optimal bagi perbanyakan Nematoda Entomopatogen
S. carpocapsae. Media yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari dua tahap
uji. Tahap pertama menggunakan tiga resep yaitu resep satu tersusun dari
Nutrient Broth; Yeast Extract; Tepung Kedelai; Minyak goreng (INGA) dan Air.
Media resep dua dan media resep tiga sama dengan resep satu kecuali tepung
kedelai. Resep dua diganti dengan kuning telur. Resep tiga tepung kedelai diganti
dengan konsentrat (pakan lele). Semua bahan dicampur hingga homogen, untuk
media yang menggunakan tepung kedelai diaduk sambil dipanaskan hingga
mendidih, media dituang dan dicampur ke spon ukuran 1x1x1 cm hingga warna
asli spon berubah. Spon dimasukkan dalam erlenmeyer 500ml sebanyak 30 spon, kemudian disterilisasi. Isolasi bakteri dari tubuh serangga dan dibiakan ke media
cair untuk selanjutnya diinokulasikan. Nematoda hasil biakan in vivo dihitung dan
diinkubasikan sejumlah 50.000 IJ; 150.000 IJ; 250.000 IJ; 350.000 IJ; dan
450.000 IJ dan di tempatkan pada suhu 250C dan suhu 270C – 300C semua
perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Setelah inkubasi 14 hari diamati IJ, jantan
dan betina. Hasil biakan ketiga resep media diuji virulensinya terhadap larva
P.xylostella.
Tahap kedua menggunakan enam resep yaitu resep satu tersusun atas
Nutrient Broth; Yeast Extract; Tepung kedelai; Minyak jagung (INGA) dan air.
Resep dua dan tiga sama kecuali Yeast Extract berturut-turut diganti dengan ragi
tape dan vermipan, sedangkan resep empat sama dengan resep satu kecuali
Nutrient Broth diganti dengan Kaldu Cakar Ayam. Resep lima dan enam sama
dengan resep empat tetapi Yeast Extract berturut-turut diganti dengan Ragi tape
dan Vermipan. Semua bahan dicampur dan diaduk hingga rata kemudian dituang
dan dicampur pada spon 1x1x1 cm, diaduk hingga warna spon berubah warna
aslinya, kemudian dimasukan ke dalam erlenmeyer 500 ml sejumlah 30 spon,
disterilkan kemudian diinokulasi bakteri dan diinkubasi IJ sejumlah 250.000 IJ
dan diamati setelah 14 hari inkubasi.
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Lengkap Faktorial. Pada tahap pertama terdiri atas tiga faktor,
yaitu macam media (M), konsentrasi infektif juvenil (K), dan temperatur (T).
Tahap kedua terdiri atas dua faktor, yaitu macam media pengganti Nutrient Broth
(P) dan macam media pengganti Yeast Extract (Y). Masing-masing kombinasi
perlakuan pada tahap pertama dan kedua diulang tiga kali.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kombinasi perlakuan suhu 270C
pada media tepung kedelai dengan konsentrasi infektif juvenil awal sebesar
350.000 IJ menghasilkan Nematoda Entomopatogen infektif juvenil tertinggi.
Penggunaan berbagai komposisi media tidak berpengaruh terhadap patogenisitas
Nematoda Entomopatogen S. carpocapsae pada larva P. xylostella . Kombinasi
komposisi media Nutrient Broth dan Yeast Extract menghasilkan Nematoda
Entomopatogen infektif juvenil tertinggi.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]