Show simple item record

dc.contributor.authorFebrian Nur Subhan Fahmy
dc.date.accessioned2014-01-25T02:28:29Z
dc.date.available2014-01-25T02:28:29Z
dc.date.issued2014-01-25
dc.identifier.nimNIM082110101004
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/23925
dc.description.abstractNowdays adolescent problems are very complex along with the transition period experienced by adolescent. The adolescent problem is known as Triad KRR (sexuality, HIV / AIDS, and drugs abuse). The existence of peer educators is improving information about health reproduction of adolescent, service of PIK KRR and improving quality of them. The purpose of this research is analyzing the characteristics of the first variable (man, money, machine), and a second variable in process is implementation of activities that interest for adolescent, and increase life skills of peer education in improving health reproduction of adolescent on the region of Jember. This research is using qualitative approach. Indepth interviews were conducted to 8 peer educators and using snowball sampling technique. Based on the results in the man’s variable, the age of peer educators are 15-23 years and be peer educators more than 2 years. In the variable of money, peer educators said the cost of government has been not sufficient and the strategy for them such as finding funds to sponsorship, dues from each member, online business. The variable of machine, the infrastructure of PIK adolescent is not adequate yet because the existence of secretariat PIK adolescent far from the crowd so it was difficult reaching many adolescents. In process variable peer educators have conducted activities to attract adolescent and have improved life skills program such as entrepreneurship, activities increased confidence and adolescent decision making. Permasalahan remaja yang ada saat ini sangat kompleks seiring dengan masa transisi yang dialami remaja. Masalah yang menonjol dikalangan remaja saat ini lebih dikenal dengan TRIAD KRR yaitu seksualitas, HIV/AIDS, dan penyalahgunaan NAPZA (BKKBN, 2009). Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2002-2003 remaja perempuan dan remaja laki-laki usia 14-19 tahun yang mengaku mempunyai teman pernah melakukan hubungan seksual pra nikah masingmasing mencapai 34,7% dan 30,9% sedangkan remaja perempuan dan laki-laki usia 20-24 tahun yang mengaku mempunyai teman pernah melakukan hubungan seksual pra nikah masing-masing mencapai 48,6% dan 46,5% (BKKBN, 2008). Berdasarkan data dari Badan Narkotika Kabupaten Jember dalam Hasil Ungkap Narkoba pada tahun 2012 hingga pada bulan April tercatat 24 kasus dengan 27 tersangka, dan berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jember (2011) kasus HIV dan AIDS berdasarkan kelompok umur di Kabupaten Jember tahun 20042010 terbesar pada kelompok umur 25-49 tahun sebanyak 314 kasus, selanjutnya pada kelompok umur 20-24 tahun sebanyak 56 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis variabel man, money, machine, pelaksanaan kegiatan yang menarik minat remaja, dan peningkatan life skill pendidik sebaya dalam upaya peningkatan kesehatan reproduksi remaja di wilayah Kabupaten Jember. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk sarana informasi tentang pentingnya memahami pentingnya kesehatan reproduksi remaja dan sebagai bahan masukan dalam alternatif peningkatan kualitas pendidik sebaya bagi BPPKB maupun instansi terkait. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Sampel diambil dengan menggunakan teknik snowbolling sampling. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan melakukan pemeriksaan keabsahan data yang ditujukan untuk mengetahui bagaimana variabel man, money, machine, pelaksanaan kegiatan yang menarik minat remaja, dan peningkatan life skill pendidik sebaya dalam upaya peningkatan kesehatan reproduksi remaja di wilayah Kabupaten Jember. Hasil penelitian menunjukkan pada variabel man, sebagian besar pendidik sebaya tergolong pada usia remaja yaitu berusia 15 – 23 tahun, dan sebagian besar sudah menjadi pendidik sebaya selama > 2 tahun. Pada variabel money, sebagian besar pendidik sebaya menyatakan bahwa biaya yang didapat dari pemerintah dirasa belum mencukupi dan untuk mencukupinya pendidik sebaya mensiasati dengan mencari dana ke sponsor, iuran dari tiap anggota maupun dengan bisnis online, dan pada variabel machine, sebagian besar pendidik sebaya menyatakan bahwa keberadaan sarana dan prasarana PIK Remaja belum memadai hal ini dikarenakan keberadaan sekretariat PIK Remaja yang jauh dari pusat keramaian sehingga tidak bisa mencakup banyaknya remaja yang berada di wilayah masing-masing. Sebagian besar pendidik sebaya sudah melaksanakan kegiatan-kegiatan terkait dengan permasalahan HIV/AIDS, Napza, ataupun seksualitas untuk menarik minat remaja. Dan sebagian besar pendidik sebaya sudah melakukan program peningkatan life skill diantaranya kegiatan kewirausahaan, peningkatan kepercayaan diri dari para remaja serta terlibat dalam proses pengambilan keputusan bagi remaja. Berdasarkan penelitian tersebut diharapkan pihak BPPKB dapat memberikan modal kepada PIK Remaja untuk kegiatan berwirausaha para remaja sehingga pengelolaannya dapat langsung dikelola oleh para remaja di PIK Remaja tersebut. Selain itu pihak BPPKB dapat memberikan sekretariat yang memadai sehingga pendidik sebaya dapat menjalankan tugasnya dalam menyampaikan informasi kesehatan reproduksi remaja secara luas kepada remaja di sekitar wilayah PIK Remaja tersebut.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries082110101004;
dc.subjectDALAM UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJAen_US
dc.titlePERAN PENDIDIK SEBAYA DALAM UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (Studi Kualitatif pada Pendidik Sebaya di Wilayah Kabupaten Jember)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record