Show simple item record

dc.contributor.authorUlviyah Rizki Agustin
dc.date.accessioned2014-01-24T08:48:03Z
dc.date.available2014-01-24T08:48:03Z
dc.date.issued2014-01-24
dc.identifier.nimNIM062110101001
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/23649
dc.description.abstractDekade terakhir ini, insidens IMS dan HIV/AIDS di berbagai negara di seluruh dunia mengalami peningkatan yang cukup cepat. Menurut hasil survailens Depkes RI tahun 2004 diketahui 24,5% dari jumlah narapidana dan tahanan di Lapas/Rutan Propinsi DKI Jakarta terinfeksi HIV Sebuah penelitian yang dilakukan kepada petugas lapas dan narapidana menemukan bahwa 50% petugas lapas dan 49,33% narapidana menyatakan kemungkinan terjadinya hubungan seks di Lapas dan 61,79% petugas lapas serta 56,17% narapidana menyatakan kemungkinan terjadinya hubungan seks sesama jenis di Lapas Salah satu komponen lapas yang berpotensi menjadi sumber informasi dan pencegahan (promosi kesehatan) khususnya IMS dan HIV/AIDS pada narapidana yang mempunyai risiko tinggi adalah petugas lapas Subseksi Bimkeswat yang bertugas memberikan pembimbingan, perawatan, pelayanan kesehatan dan juga informasi khususnya informasi kesehatan kepada narapidana terkait dengan IMS dan HIV/AIDS melalui kegiatan penyuluhan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik, tingkat pengetahuan, sikap, dan peran petugas lapas terhadap pencegahan IMS dan HIV/AIDS pada narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II-A Kabupaten Jember. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk mencari solusi bagi Lembaga Pemasyarakatan Kelas II-A Jember maupun institusi terkait untuk mengembangkan program dan intervensi yang tepat dalam mencegah IMS dan HIV/AIDS di lingkungan lapas. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Sampel diambil dengan menggunakan teknik snowball. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan mengadakan pemeriksaan keabsahan data yang ditujukan untuk melihat bagaimana karakteristik, tingkat pengetahuan, sikap dan peran petugas lapas terhadap pencegahan IMS dan HIV/AIDS pada narapidana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya pendidikan terakhir petugas lapas adalah tingkat pendidikan tinggi (tamatan Sarjana) dan tingkat pendidikan menengah (tamatan SMA/sederajat) dengan lama kerja > 15 tahun, sehingga menjadikan petugas lapas semakin banyak pengalaman dalam dunia kerjanya. Rata-rata pengetahuan petugas lapas tentang IMS dan HIV/AIDS berada pada kategori sedang dan tinggi, dengan sikap mendukung terhadap IMS dan HIV/AIDS. Secara umum petugas lapas memiliki peran yang baik dalam upaya pencegahan IMS dan HIV/AIDS, namun dalam hal tertentu masih perlu ditingkatkan lagi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pihak Lapas Kelas II-A Jember perlu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang IMS dan HIV/AIDS bukan pada petugas lapas bagian BIMKESWAT saja melainkan juga pada petugas lapas di tiaptiap bagian, menambah petugas penjagaan serta menyediakan tenaga konselor tetap di lapas. Selain itu, petugas lapas hendaknya lebih aktif dalam kegiatan VCT dan meningkatkan pengawasan terhadap perilaku menyimpang pada narapidana. Begitu juga narapidana, dengan penyuluhan tentang IMS dan HIV/AIDS diharapkan mampu mengaplikasikan dalam kehidupannya dan menjaga kesehatan reproduksinya.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries062110101001;
dc.subjectPetugas Lapasen_US
dc.titlePERAN PETUGAS LAPAS TERHADAP PENCEGAHAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) DAN HIV/AIDS PADA NARAPIDANA (Studi Kualitatif di Subseksi Bimkeswat Seksi Binadik Lembaga Pemasyarakatan Kelas II-A Jember)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record