dc.description.abstract | Hasil belajar siswa kelas III SDN Kepatihan I Jember pada materi pecahan khususnya
soal cerita pecahan selama ini masih kurang dari Standar Ketuntasan Minimum (SKM)
sehingga mempengaruhi nilai matematika secara keseluruhan. Siswa menganggap bahwa soal
cerita merupakan materi yang sulit untuk dipelajari karena bahasa soal cerita yang sulit
dipahami oleh siswa sehingga siswa pun kesulitan mengerjakan soal cerita matematika
terutama soal cerita pecahan. Siswa sering takut jika dihadapkan pada soal cerita karena
selalu mendapatkan nilai yang kurang atau jelek. Maka dari itu metode problem solving
digunakan oleh guru dalam menjelaskan materi soal cerita pecahan sebagai upaya
meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pecahan dan
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi soal cerita pecahan.
Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui aktivitas guru dalam proses
pembelajaran matematika materi soal cerita pecahan dengan metode problem solving (2)
untuk mengetahui aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika materi soal cerita
pecahan dengan metode problem solving (3) untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah
pembelajaran matematika materi soal cerita pecahan dengan metode problem solving.
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Kepatihan I Jember kelas III yang terdiri dari 47
siswa, 29 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Siswa dibagi menjadi 8 kelompok yang
heterogen. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dan jenis penelitiannya adalah
penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak 2 siklus. Metode pengumpulan data
melalui observasi, metode tes, tes esai/uraian. Teknik analisis data yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Deskriptif kualitatif untuk menganalisis data berupa
observasi, sedangkan deskriptif kuantitatif untuk menganalisis tes individu. Pengambilan data
mulai dilakukan tanggal sampai 22 Mei 2011 dengan subjek penelitian siswa kelas III SDN
Kepatihan I Jember. Data yang dikumpulkan berupa aktivitas guru, aktivitas siswa dan tes
individu. Berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil observasi diketahui bahwa
persentase aktivitas siswa selama pembelajaran soal cerita pecahan dengan menggunakan
metode problem solving adalah : pada siklus I prosentase hasil aktivitas siswa dengan kriteria
kurang sebesar 37 %; siklus II dengan kriteria baik sebesar 87 %. Dari tes akhir yang
dilakukan siswa pada siklus I terdapat 22 siswa atau 47 % dari total 47 siswa yang belum
mencapai ketuntasan nilai (SKM) nilai ≤ 73, sedangkan 25 siswa atau 53 % dari total 47
siswa mencapai ketuntasan nilai (SKM) nilai ≥ 73. Pada siklus II terdapat 6 siswa atau 13 %
dari total 47 siswa yang belum mencapai ketuntasan nilai (SKM) nilai ≤ 73, sedangkan 41
siswa atau 87 % dari total 47 siswa yang mencapai ketuntasan nilai (SKM) nilai ≥ 73.
Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa persentase ketuntasan belajar siswa secara
klasikal adalah 87 %.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah siswa mengalami peningkatan aktivitas dan
hasil belajar pada materi soal cerita pecahan menggunakan metode problem solving dapat
menciptakan pembelajaran yang aktif dan memotivasi siswa untuk berani mengungkapkan
pendapat, memotivasi siswa untuk meningkatkan hasil belajar serta dapat meningkatkan
keakraban siswa. Selain itu, siswa dapat lebih percaya diri dalam menyelesaikan soal – soal
cerita yang dihadapi. | en_US |