BIOFARMASETIKA
Date
2014-01-24Author
Nurahmanto, Dwi
Irawan, Eka Deddy
Oktora, Lusia
Winarti, Lina
Metadata
Show full item recordAbstract
Percobaan absorbsi obat secara in situ melalui usus halus didasarkan atas penentuan
kecepatan hilangnya obat dari lumen usus halus setelah larutan obat dengan kadar tertentu
dilewatkan melalui lumen usus halus secara perfusi dengan kecepatan tertentu. Cara ini dikenal
pula dengan nama teknik perfusi, karena usus dilubangi untuk masuknya ujung kanul, satu kanul
di bagian ujung atas usus untuk masuknya sampel cairan percobaan dan satu lagi bagian bawah
untuk keluarnya cairan tersebut.
Cara ini didasarkan atas asumsi bahwa obat yang dicobakan stabil, tidak mengalami
metbolisme dalam lumen usus, sehingga hilangnya obat dari lumen usus akan muncul dalam
darah atau plasma darah, atau dengan perkataan lain hilangnya obat dari lumen usus tersebut
adalah karena proses absorbsi.
Bagi obat-obat yang berupa asam lemah atau basa lemah, pengaruh PH terhadap
kecepatan absorbsi sangat besar, karena PH akan menentukan besarnya fraksi obat dalam bentuk
tak terionkan. Bentuk ini yang dapat terabsorbsi secara baik melalui mekanisme difusi pasif.
Metode ini dapat digunakan untuk mempelajari berbagai factor yang dapat berpengaruh pada
permeabilitas dinding usus dari berebagai macam obat. Pengembangan lebih lanjut dapat
digunakan untuk merancang obat dalam upaya mengoptimalkan kecepatan absorbsinya melalui
pembentukan prodrug, khususnya untuk obat-obat yang sangat sulit atau praktis tidak dapat
terabsorbsi. Melalui metode ini akan dapat diungkapkan pula besarnya permeabilitas membran
usus terhadap obat melalui lipoid pathway, pori, dan aqueous boundary layer.
Metode Trough and Trough merupakan salah satu cara pengobatan in situ. Cara ini
dilakukan dengan menentukan fraksi obat yang terabsorbsi, setelah larutan obat dialirkan melalui
lumen intestine yang panjangnya tertentu dan kecepatan alirnya tertentu pula.
Collections
- Fakultas Farmasi [85]