Show simple item record

dc.contributor.authorErlyta Desyana
dc.date.accessioned2014-01-23T23:55:03Z
dc.date.available2014-01-23T23:55:03Z
dc.date.issued2014-01-23
dc.identifier.nimNIM090210402094
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/22770
dc.description.abstractJenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan rancangan penelitian etnografi. Sumber data penelitian ini adalah informan yaitu orang-orang yang mengetahui secara jelas mengenai mitos dalam tarian ritual barong kemmiren dan dokumen, sedangkan data penelitian ini adalah ucapan, kata-kata, cerita asli dari seorang informan yang mengetahui mitos dalam tarian ritual barong kemiren. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dokumentasi dan transkripsi penerjemahan, sedangkan analisis data menggunakan model alir-interaktif yang terdiri dari tiga langkah yaitu reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan dan verifikasi data (Miles dan Huberman, 1992:16-19). Hasil penelitian menunjukkan bahwa deskripsi cerita mengenai asal-usul tarian ritual barong kemiren yang berawal dari perjalanan seorang Patih Pajajaran ix yang mengungsi akibat perang Puputan Bayu di alas Kemirian yang dibabat menjadi desa Kemiren. Setelah itu, muncul wabah pageblug dan tercipta sebuah barong. Untuk menjaga keidentitasnya, maka berdasarkan olah cipta dan kreasi masyarakat lahirlah sebuah teater rakyat yang menyuguhkan pertunjukan seni musik, tari, lagu, akrobatik dan drama, yang dibalut aroma mistis yang kuat sehingga masyarakat menyebutnya sebagai “Tarian Ritual Barong Kemiren”. Mitos dalam tarian ritual barong kemiren terdapat pada aspek lisan dan nonlisan yang terdiri babak, wangsalan, busana, mantra, sesajen, dan tembang serta ketentuan-ketentuan berwujud larangan yang tidak boleh dilanggar oleh masyarakat pemiliknya. Nilai budaya yang terkandung pada cerita ini yakni nilai (1) religiusitas yang terdiri dari sikap keimanan dan ketakwaan manusia terhada Tuhan, keteringatan manusia terhadap Tuhan, dan kepasrahan manusia terhadap Tuhan , (2) nilai sosial yang terdiri dari sikap menepati janji, kerukunan, suka menolong, dan musyawarah, serta (3) nilai kebribadian yang terdiri dari sikap keberanian, dan kesungguhan. Fungsi dari adanya mitos di antaranya menyadarkan manusia bahwa ada kekuatan-kekuatan ajaib, sebagai dasar melakukan tindakan, sebagai sumber ilmu pengetahuan, sebagai sarana pendidikan, fungsi sosial budaya dan fungsi ekonomi.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries090210402094;
dc.subjectTarian Ritual Barong Kemiren, Masyarakat Usingen_US
dc.titleMITOS DALAM TARIAN RITUAL BARONG KEMIREN MASYARAKAT USING KECAMATAN GLAGAH BANYUWANGIen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record