Show simple item record

dc.contributor.authorAngel Fransis Sulistyo
dc.date.accessioned2014-01-23T23:18:40Z
dc.date.available2014-01-23T23:18:40Z
dc.date.issued2014-01-23
dc.identifier.nimNIM070910101020
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/22690
dc.description.abstractUji coba nuklir yang dilakukan oleh Korea Utara pada 9 Oktober 2006 merupakan jawaban atas tekanan embargo ekonomi yang selama ini dirasakan oleh negaranya. Adanya embargo ekonomi ini turut membawa Korea Utara yang secara ekonomi dan politik tidak stabil pada krisis ekonomi. Krisis yang dialami oleh Korea Utara merupakan salah satu akibat dari runtuhnya sistem Komunis di Uni Soviet, kondisi ini bukan tanpa alasan karena selama ini Uni Soviet merupakan mitra dagang dan negara donatur terbesar bagi Korea Utara. Uji coba yang dilakukan oleh Korea Utara ini juga dibenarkan oleh Jepang dan Korea Selatan, kedua negara ini merasakan gempa bumi pada saat yang bersamaan ketika tes peledakan dilaksanakan. Guna mengontrol Korea Utara melakukan pengembangan nuklir, negaranya juga mengikuti perundingan Non Proliferation Treaty dan perundingan Six Party Talks. Sebelum Perang Dunia II Korea masih berada dalam satu wilayah walaupun di dalamnya terjadi upaya pemisahan yang dilakukan oleh China, Jepang dan Uni Soviet. Setelah kalahnya Jepang oleh Sekutu dalam Perang Dunia II Korea terbagi menjadi dua negara independen, wilayah Utara berada di bawah idiologi Komunis Uni Soviet dan wilayah Selatan berada di bawah Idiologi Liberal Amerika Serikat. Hingga saat ini pola hubungan yang terjadi pada negara-negara di wilayah Semenanjung Korea bersifat pertemanan dan permusuhan. Kondisi ini tidak dapat dilepaskan dari peristiwa sejarah yang pernah terjadi di kawasan tersebut yang kemudian diperburuk dengan adanya aliansi keamanan antara Amerika Serikat dengan Korea Selatan dan Jepang serta adanya payung nuklir bagi kedua negara tersebut.Korea Utara berusaha mengimbangi keadaan ini dengan melakukan pengembangan nuklir sejak tahun 1950. Krisis ekonomi yang dialami oleh Korea Utara membawa negaranya memasuki beberapa perundingan diantaranya adalah perundingan NPT dan Six Party Talks. Selama masa perundingan tersebut Korea Utara mendapatkan bantuan berupa heavy fuel oil, bahan makanan, energi dan obat-obatan. Pemebrian bantuan ini digunakan oleh Korea Utara untuk mencapai posisi survive dari krisis ekonomi yang dialami oleh negaranya. Uji coba nuklir yang dilakukan oleh Korea Utara merupakan salah satu cara untuk menjaga posisi survive nya, hal ini ditandai dengan adanya peningkatan pemberian bantuan dari negara lain.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries0709 1010 1020;
dc.subjectNUKLIRen_US
dc.titleUJI COBA NUKLIR 2006 sebagai UPAYA SURVIVAL KOREA UTARAen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record