Inventarisasi Jamur Yang Tumbuh Pada Berbagai Cara budidaya Jamur Merang ( Volvariella volvacea ) Menggunakan Ampas aren
Abstract
Jamur merang ( Volvariella volvacea Bull.Ex.Fr.) adalah suatu jenis jamur yang sudah lama dikenal di Indonesia sebagai bahan makanan yang memiliki rasa yang enak dan gurih. Popularitas jamur merang tidak terlalu ditekankan pada kandungan gizinya akan tetapi pada rasanya yang eksotik baik yang dihidangkan secara manunggal maupun yang sudah dikombinasikan dengan bahan makanan lain. Keberhasilan usaha budidaya jamur merang antara lain terhindarnya jamur merang dari serangan jamur pengganggu dari spesies lain yang secara tidak langsung dapat menghambat pertumbuhan dan produksi jamur merang. Hal lain disamping teknik budidaya yang sangat penting dan belum banyak diungkapkan adalah identifikasi tentang jenis-jenis jamur liar yang tumbuh selain jamur merang yang dibudidayakan. Melalui kegiatan inventarisasi dan identifikasi macam- macam jamur liar akan dapat digunakan sebagai teknik pengendalian yang tepat. Tujuan penelitian untuk mengetahui macam-macam jamur liar selain jamur yang dibudidayakan pada media ampas aren dengan berbagai macam budidaya. Penelitian tentang inventarisasi jamur yang tumbuh pada berbagai cara budidaya jamur merang dengan menggunakan ampas aren dilaksanakan di Dusun Plembon, Desa Licin, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi mulai bulan September sampai dengan Desember 2004. Kegiatan identifikasi dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Jember mulai bulan Januari sampai dengan April 2005. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian adalah sampel jamur liar, media PDA, air steril, alkohol, asam laktat. Kegiatan inventarisasi dimulai dengan pengamatan langsung jamur-jamur liar yang tumbuh selain jamur merang yang dibudidayakan dari ketiga cara budidaya. Pengambilan sampel dilakukan secara acak pada tiap-tiap media perlakuan jika ditemukan adanya jamur liar. Sampel yang sudah terkumpul kemudian diisolasi di Laboratorium. Tubuh buah bagian akar dicuci dengan aquadest selanjutnya diletakkan pada media PDA diinkubasikan pada suhu ruangan selama 7 hari, setelah 7 hari akan tumbuh miselium. Pengamatan struktur miselium dilakukan dengan membuat slide kultur. Miselium diambil menggunakan jamur ent dari koloninya, selanjutnya diletakkan pada gelas obyek cekung yang sudah diberi media PDA dan ditutup dengan gelas penutup. Preparat selanjutnya diletakkan pada petridish yang sudah diberi penyangga dari lidi, agar koloni jamur tetap tumbuh diberikan kondisi kelembaban dalam petridish dengan meletakkan tissue yang sudah dibasahi dengan air steril. Pengamatan mikroskopis dengan perbesaran 40 x 10 dilakukan setiap hari sejak pembuatan slide kultur sampai dengan 7 hari, yang diamati yaitu pola percabangan miselium, warna miselium, dan ada/tidaknya sekat pada hifa.
v
Spesies jamur dari jenis Coprinus atau jamur padi liar ditemukan mendominasi sebagian besar media dengan berbagai perlakuan pada ketiga cara budidaya. Coprinus dengan warna tudung hitam keabu – abuan tumbuh 5 hari setelah media diletakkan dan tudung putih keabuan 13 hari pada budidaya semitradisional menggunakan berbagai warna sungkup kumbung. Jamur liar dari jenis Coprinus pada budidaya secara modern dengan proses pasteurisasi jenis Coprinus tudung hitam abu-abuan muncul 11 hari setelah media diletakkan dan tudung krem kecoklatan 9 hari populasi terbanyak pada perlakuan tanpa pasteurusasi, diikuti pasteurisasi 2 jam, 4 jam, 6 jam dan pada pasteurisasi 8 jam tidak ditemukan tumbuh Spesies Coprinus. Ketiga jenis Coprinus tersebut berasal dari satu Famili Coprinaceae dan Ordo Agaricales. Spesies lain ditemukan ada tiga jenis pada budidaya secara tradisional, ketiganya belum teridentifikasi. Spesies satu warna tudung orange, spesies dua warna tudung hijau tua, dan spesies tiga warna tudung coklat, ketiganya muncul bersamaan dengan tumbuhnya jamur merang.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4245]