Show simple item record

dc.contributor.authorENY HERAWATI
dc.date.accessioned2014-01-23T09:31:30Z
dc.date.available2014-01-23T09:31:30Z
dc.date.issued2014-01-23
dc.identifier.nimNIM060210101227
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/22495
dc.description.abstractPelaksanaan pembelajaran di sekolah pada umumnya masih didominasi oleh guru sehingga siswa hanya menerima materi pelajaran secara pasif. Guru lebih banyak menempatkan siswa sebagai objek, sehingga guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatif, objektif, dan logis. Oleh sebab itu, proses pembelajaran pada sebagian besar sekolah tidak bisa berlangsung secara maksimal karena siswa tidak diberi kebebasan untuk beraktivitas dalam pembelajaran. SMP Negeri 2 Prajekan Bondowoso merupakan salah satu sekolah yang masih menerapkan pembelajaran yang masih dominasi oleh guru (konvensional) dalam pelajaran matematika sehingga siswa kurang tertarik untuk belajar matematika dan nilai yang diperoleh siswa juga kurang memuaskan. Permasalahan yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah bagaimana penerapan pembelajaran kontekstual (CTL), bagaimana aktivitas siswa dan ketuntasan belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran kontekstual, sedangkan penelitian ini bertujuan untuk adalah mengetahui penerapan kontekstual (CTL), aktivitas siswa dan ketuntasan belajar siswa setelah menerapkan pembelajaran kontekstual. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah bagi siswa berguna untuk mengoptimalkan hasil belajar dan aktivitasnya, bagi guru berguna sebagai acuan dalam menentukan pendekatan pembelajaran yang sesuai, bagi peneliti berguna sebagai pengalaman dan tambahan wawasan sebagai bekal untuk masa depan, dan bagi peneliti lain diharapkan bisa menjadi bahan pengembangan lebih lanjut.Salah satu bentuk pengembangan pembelajaran matematika yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi aktif adalah pembelajaran kontekstual (CTL). Dalam pembelajaran ini terdiri dari tujuh komponen yaitu konstruktivisme (constructivism), inkuiri (inquiry), masyarakat belajar (learning community), bertanya (questioning), pemodelan (modelling), refleksi (reflection), dan penilaian autentik (authentic assessment). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Prajekan Bondowoso tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 24 siswa dengan rincian 4 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 6 Agustus hingga 16 Agustus 2011. Pembelajaran materi relasi dan fungsi di kelas VIIIA dilaksanakan berdasarkan komponen-komponen CTL didalamnya. Pembelajaran diawali dengan membagi kelas menjadi 6 kelompok yang masing-masing berjumlah 4 orang (learning community). Setiap kelompok diberi LKS yang didalamnya terdiri dari permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa (constructivism). Berdasarkan permasalahan yang ada dalam LKS, diharapkan siswa dapat menemukan sendiri konsep materi dari hasil diskusi bersama kelompok (inquiry). Selain belajar dan diskusi bersama satu kelompok, siswa juga dituntut untuk menjelaskan hasil diskusi mereka kepada kelompok lain yaitu dengan presentasi kelompok (modelling). Dalam setiap kegiatan yang dilakukan siswa, guru dan observer melakukan penilaian aktivitas dan hasil belajar siswa (authentic assessment). Berdasarkan hasil yang diperoleh setelah pembelajaran tersebut, guru dituntut untuk meninjau kembali pembelajaran yang dilakukan yaitu dengan meminta siswa untuk mengungkapkan kembali apa yang telah mereka dapat dan menanyakan kesan dan saran siswa tentang pembelajaran yang guru terapkan (reflection). Pelaksanaan siklus I dan II tidak jauh berbeda. Pada siklus I persentase ketuntasan klasikal mencapai 70, 8 %, dengan kata lain pada siklus I belum memenuhi target yaitu 75% sedangkan pada siklus II dilakukan perbaikan-perbaikan yang nantinya mampu menunjang ketuntasan belajar siswa. Pada siklus II persentase ketuntasan klasikal mencapai 83, 3%. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif berupa hasil observasi aktivitas siswa dan guru sedangkan data kuantitatif berupa nilai dari penilaian portofolio (LKS, PR), tes akhir siklus, juga data numerik dari observasi aktivitas siswa. Aktivitas yang diperoleh dari pembelajaran yang telah dilakukan menunjukkan peningkatan pada tiap siklusnya, yaitu aktivitas siswa mengenai sikap siswa ketika mendengarkan penjelasan guru pada siklus I dan siklus II berturut-turut yaitu 93% dan 97%, keaktifan siswa dalam menyelesaikan masalah nyata yang diberikan guru yaitu 80% dan 94%, pengaplikasian materi yang dipelajari saat mengerjakan soal LKS yaitu 78% dan 85%, keaktifan siswa dalam diskusi yaitu 76% dan 91%, presentasi yaitu 70% dan 75%, keaktifan mengajukan pertanyaan yaitu 56% dan 76%, dan keaktifan menjawab pertanyaan yaitu 50% dan 74% . Sedangkan persentase aktivitas guru berturut-turut pada siklus I dan siklus II adalah 80,6% dan 88,9%. Selain itu persentase ketuntasan siswa secara klasikal juga mengalami peningkatan pada siklus I dan II secara berturut-turut adalah 70, 8% dan 83, 3%.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries060210101227;
dc.subjectPenerapan Pembelajaran Kontekstual (CTL)en_US
dc.titlePENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN RELASI DAN FUNGSI KELAS VIII SMP NEGERI 2 PRAJEKAN BONDOWOSO TAHUN AJARAN 2011/2012en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record