dc.description.abstract | Pelabelan total pada suatu graf G merupakan pemberian nilai (biasanya
bilangan bulat positif) pada himpunan titik dan sisi. Salah satu jenis dari pelabelan
total adalah pelabelan total titik irregular. Pelabelan total titik irregular
merupakan pemberian nilai bilangan bulat positif (nilai yang dipakai boleh
berulang) pada himpunan titik dan sisi dari suatu graf G, dengan bobot setiap
titiknya berbeda. Untuk sebuah graf G terdapat beberapa variasi pelabelan total
titik irregular. Dalam pelabelan graf, asalkan bobot setiap titiknya berbeda maka
pelabelan tersebut dinamakan dengan pelabelan total titik irregular. Dalam karya
tulis ilmiah ini penulis membahas tentang minimum label terbesar yang dipakai
untuk melabeli suatu graf G dengan pelabelan total titik irregular yang disebut
dengan total vertex irregularity strength suatu graf G,
( )
Gtvs .
Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah mendapatkan total
vertex irregularity strength
pada graf lintasan, graf sikel, graf star, graf prisma,
dan graf gabungan dua prisma. Beberapa langkah yang diperlukan untuk
mendapatkan
( )
Gtvs adalah melabeli graf G dengan pelabelan total titik
irregular. Dalam melabeli graf tersebut kita selalu dapat menentukan bobot
minimumnya yaitu pada titik yang berderajat paling kecil. Dengan demikian
kemungkinan terkecil bobot maksimumnya juga dapat ditentukan dengan
mengurutkan bobot mulai dari bobot minimum sampai ditemukan kemungkinan
bobot maksimumnya. Bobot maksimum ini terletak pada titik yang berderat
paling besar, guna memperkecil label yang digunakan. Jika graf tersebut
mempunyai derajat terbesar
∆ , maka bobot maksimum yang diperoleh merupakan
penjumlahan dari
1+∆ label. Selanjutnya minimum label terbesarnya dapat
ditentukan, yaitu dengan membagi bobot maksimum dengan 1+∆ . Tetapi tidak
semua minimum label terbesar dari suatu graf kita dapatkan dari bobot titik yang
maksimum, seperti pada graf
star S
. Misal diperoleh minimum label terbesarnya
adalah
k
, kita dapat melabeli graf G secara total titik irregular dengan label
n
{ }
k,,2,1 K
. Jika graf G dapat dilabeli, maka
k
merupakan ( )
Gtvs
. Jika graf G
tidak dapat dilabeli, nilai
k
diubah dengan menambahkan nilai 1 kemudian graf G
dilabeli kembali.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah untuk
2=n
graf
lintasan P
n
mempunyai ( ) 2=
mempunyai ( )
( )
Ctvs
n
=
+
Ptvs
3
2n
n
=
Ptvs sedangkan untuk
3
≥n
graf lintasan P
3
1n
+
n
. Untuk 3≥n graf sikel C
dan untuk
3≥n
graf star S
Sedangkan untuk 3≥n graf prisma D
gabungan dua prisma
( )
n
n
n
mempunyai ( )
mempunyai ( )
D2 mempunyai ( )
=
Dtvs
2
n
Dtvs
Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Universitas Jember.
n
+
n
4
34
=
. | en_US |