Show simple item record

dc.contributor.authorAndri Pradana Ristiawan
dc.date.accessioned2014-01-23T03:56:11Z
dc.date.available2014-01-23T03:56:11Z
dc.date.issued2014-01-23
dc.identifier.nimNIM071510101091
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/21957
dc.description.abstractanaman kopi merupakan jenis tanaman C yang membutuhkan intensitas cahaya tidak penuh untuk tumbuh optimal. Oleh karena itu tanaman penaung digunakan dalam budidaya kopi di Indonesia. Tanaman penaung untuk tanaman kopi umumnya menggunakan dadap, lamtoro dan lainnya. Saat ini terjadi pergeseran penggunaan tanaman penaung dari lamtoro ke sengon disebabkan nilai ekonomis dan permintaan kayu sengon meningkat. Perubahan jenis penaung berpengaruh terhadap iklim mikro pada pertanaman kopi. Pada perkebunan kopi rakyat juga digunakan beberapa klon kopi. Perbedaan jenis penaung dan klon kopi memungkinkan terjadinya perbedaan karakter fisiologis dan morfologis tanaman kopi yang berpengaruh terhadap produksi. v 3 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai karakter fisiologis dua klon kopi robusta pada jenis penaung yang berbeda, faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis kopi robusta, hubungan hasil fotosintesis dengan produksi kopi robusta dan klon kopi robusta yang memiliki produksi tinggi. Penelitian dilakukan di kebun kopi rakyat didesa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember yang berada pada ketinggian 560 m diatas permukaan laut. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juni 2011. Penentuan daerah penelitian ditetapkan dengan pertimbangan bahwa Desa Sidomulyo merupakan salah satu desa penghasil kopi rakyat di Kabupaten Jember. Percobaan dilakukan dengan percobaan lapang melalui observasi beberapa sampel tanaman kopi dengan membedakan klon kopi dan jenis tanaman penaung. Pengambilan data percobaan menggunakan metode Kuadran dengan menggunakan petakan tanaman kopi robusta klon BP 358 dan 409 berumur 12 tahun pada dua jenis naungan, yaitu lamtoro berumur 13 tahun dan sengon berumur 3 tahun. Pada penelitian ini digunakan parameter utama dan pendukung. Parameter utama yang diamati adalah hasil fotosintesis, kandungan klorofil, kandungan nitrogen daun, daya hantar stomata, kerapatan stomata dan luas daun. Parameter pendukung yang diamati adalah taksasi produksi buah dan kondisi iklim mikro antara lain intensitas cahaya, suhu dan kelembaban relatif. Data hasil observasi dianalisis statistik dengan membandingkan standart error rata-rata pada masingmasing nilai rata-rata setiap parameter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua klon kopi dengan penaung sengon memiliki hasil fotosintesis (Fv/Fm) yang lebih tinggi daripada dengan penaung lamtoro. Produksi klon kopi robusta BP 409 pada penaung lamtoro dan sengon memiliki produksi yang lebih tinggi daripada klon kopi robusta BP 358 dibawah penaung yang sama. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa hasil fotosintesis lebih dipengaruhi oleh konduktivitas stomata dan intensitas cahaya. Selain itu hasil fotosintesis yang tinggi pada klon kopi tidak diikuti dengan peningkatan produksi karena luas daun dan cabang produksi tanaman kopi lebih mempengaruhi produksi.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries071510101091;
dc.subjectDUA KLON KOPIen_US
dc.titleKARAKTER FISIOLOGIS DUA KLON KOPI ROBUSTA PADA JENIS PENAUNG YANG BERBEDAen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record