dc.description.abstract | Di Indonesia pengembangan budidaya tanaman tomat mendapat prioritas
perhatian sejak tahun 1961, secara statistik potensi pasar buah tomat
diproyeksikan mengalami peningkatan permintaan sayuran rata-rata pertahun
sekitar 3,6 % - 4 % dalam periode 1988-2010. Tomat merupakan salah satu
komoditas hortikultura yang penting dan banyak di usahakan oleh petani, karena
harganya mudah dijangkau seehingga penggunaannya dalam konsumsi
masyarakat tinggi. Tomat menghendaki tanah yang gembur, porus, subur, dengan
keasaman tanah (pH) antara 5 - 6, curah hujan 750-1.250 mm/tahun dan
kelembapan relatif 25%. Jika dibanding musim kemarau, setengah hektar ladang
tomat bisa menghasilkan 15-18 ton buah tomat. Hal itu berbeda dengan musim
hujan ini yang hanya 5-10 ton saja. Namun begitu, harga jual justru lebih mahal
saat musim hujan. Musim hujan cenderung mahal. Produksi tanaman tomat dan
resiko gagal panen juga tinggi( Kiswara, 2011).
Penyebab rendahnya produksi tomat yaitu adanya serangan hama yang ada
dilapang. Serangan hama dapat menurunkan kualitas dan kuantitas buah tomat.
Pada tanaman tomat terdapat bermacam-macam hama yang ada pada tanaman
tomat diantaranya: Ulat tanah (Agrotis ipsilon), Ulat buah tomat (Helicoverpa
armigera), Kutu kebul (Bemisia tabaci), Ulat grayak (Spodoptera litura.) dan
kutu daun ( Myzus persicae). | en_US |