Show simple item record

dc.contributor.authorYoze Rizal Fanani
dc.date.accessioned2014-01-23T02:59:00Z
dc.date.available2014-01-23T02:59:00Z
dc.date.issued2014-01-23
dc.identifier.nimNIM060210191036
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/21852
dc.description.abstractGuru matematika SMK PGRI 05 Jember menjelaskan keadaan siswa kelas XI APK 1, dan diketahui bahwa 1) masih rendahnya nilai matematika di kelas XI APK 1, terbukti dari hasil wawancara di sekolah ini bahwa ketuntasan siswa secara klasikal yang dicapai adalah 67%, padahal standar ketuntasan siswa klasikal 75% (data hasil ulangan harian sebelumnya terlampir); 2) rendahnya aktivitas belajar siswa di kelas XI APK 1, hal ini dapat terlihat saat pembelajaran berlangsung siswa – siswanya hanya duduk manis dan mencatat apa yang tertulis di papan tulis saja; 3) siswasiswanya terdiri dari berbagai tingkatan ekonomi yang berbeda; 4) rendahnya kemampuan penalaran siswa, sehingga ketika ada masalah yang disajikan dalam bentuk lain (tidak sesuai dengan contoh yang diberikan) siswa masih bingung bagaimana menyelesaikannya, hal ini menyebabkan siswa yang aktivitas belajar dan kemampuan penalarannya rendah kurang memahami materi yang disampaikan oleh guru, sehingga hasil belajarnya rendah. Berdasarkan uraian diatas, model TAI tampaknya dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Ada beberapa alasan perlunya menggunakan model pembelajaran TAI, agar aktivitas dan hasil belajar dapat ditingkatkan. Alasan tersebut diantaranya, dapat meningkatkan partisipasi siswa, terutama pada kelompok kecil, karena siswa yang pandai bertangung jawab terhadap siswa yang lemah. Dengan demikian siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya, sedangkan siswa yang lemah dapat terbantu menyelesaikan permasaahan yang dihadapi. Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka didapatkan rumusan masalah yaitu bagaimana penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe TAI, bagaimana aktivitas siswa, dan bagaimana hasil belajar siswa di kelas XI APK 1 SMK PGRI 05 Jember setelah mengikuti pembelajaran Cooperative Learning tipe TAI pada sub pokok bahasan barisan dan deret aritemetika. Dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan pembelajaran kooperatif tipe TAI, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran kooperatif tipe TAI pada sub pokok bahasan barisan dan deret aritmetika. TAI singkatan dari Team Assisted Individualization. TAI termasuk dalam pembelajaran kooperatif. Dalam model pembelajaran TAI, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (4 sampai 5 siswa) yang heterogen dan selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan secara individu bagi siswa yang memerlukannya. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI APK 1 SMK PGRI 05 Jember Tahun Ajaran 2010 – 2011 yang berjumlah 42 siswa, dengan perbandingan jumlah siswa, 7 siswa laki-laki dan 35 siswa perempuan. Alasan pemilihan kelas ini karena mempunyai siswa dengan tingkat kemampuan yang heterogen atau bervariatif. Tingkat kemampuan yang heterogen yang dimaksud adalah siswa yang mempunyai tingkat kemampuan akademik tinggi, sedang dan rendah. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Menurut Hopkins (dalam Iskandar, 2009 : 21), penelitian tindakan kelas (PTK) adalah kajian yang sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dalam melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, dengan menggunakan model Hopkins yaitu model skema yang menggunakan prosedur yang dipandang sebagai suatu siklus spiral dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang kemudian diikuti siklus spiral berikutnya (Tim Pelatihan Proyek PGSM, 1999:5 dalam Hobri, 2007:9). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, metode dokumentasi, metode tes, dan metode wawancara atau interview. Sedangkan data yang dianalisis adalah penerapan pembelajaran TAI (persentase aktivitas guru), aktivitas siswa (persentase), ketuntasan hasil belajar (persentase Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TAI telah sesuai dengan langkahlangkah pelaksanaan pembelajaran yaitu dimulai dari membuka pelajaran, kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran, menyampaikan langkah – langkah pembelajaran TAI. Langkah selanjutnya adalah pembentukan kelompok kecil yang dibentuk oleh guru, terdapat beberapa kendala yakni awal pembentukan kelompok, beberapa siswa yang menolak pembentukan kelompok tersebut, dengan alasan bahwa anggota kelompoknya bukan teman akrabnya. Namun masalah ini akhirnya dapat diatasi dengan penjelasan guru mengenai tujuan pembentukan kelompok tersebut. Setelah pembagian kelompok belajar, kemudian guru memberikan materi pembelajaran. Penjelasan guru mengenai materi tersebut hanya berlangsung singkat dan membutuhkan waktu ± 10 menit, Karena penjelasan guru mengenai materi pelajaran hanya sebagai pengetahuan awal pada siswa saja. Diskusi antar kelompok yang diawali dengan presentasi kelompok untuk menjelaskan penyelesaian permasalan pada LKS. Kelompok yang mendapat tugas untuk mempresentasikan LKS di depan kelas adalah kelompok yang sudah siap untuk mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas jumlahnya 5 perwakilan kelompok sesuai dengan jumlah soal yang ada di LKS. Selama proses pembelajaran kooperatif tipe TAI berlangsung aktivitas pembelajaran lebih didominasi oleh siswa dan guru hanya menjadi fasilitator dalam pembelajaran. Pelaksanaan post test dilaksanakan dua kali yakni post test 1 barisan aritmetika dilaksanakan setelah pertemuan pembelajaran kedua (setelah selesai pembelajaran mengenai materi barisan aritmetika) dan post test 2 deret aritmetika dilaksanakan setelah pertemuan pembelajaran keempat (setelah selesai pembelajaran mengenai materi deret aritmetika). Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization (TAI) pada pembelajaran barisan dan deret aritmetika kelas XI APK 1 SMK PGRI 05 JEMBER tahun ajaran 2010 – 2011 telah berjalan sesuai rencana pada awal penelitian, namun masih terdapat berbagai kekurangan yaitu jumlah observer kurang memadai, tidak sesuai dengan jumlah indikator aktivitas siswa dan jumlah siswa yang diobservasi, sehingga untuk proses observasi aktivitas belajar siswa kurang maksimal. Hasil analisis data aktivitas belajar siswa yang berjumlah 6 indikator diperoleh bahwa keaktifan siswa selama pembelajaran rata-rata sangat aktif, rata-rata keaktifan siswa pada tiap siklus yaitu siklus I mencapai 77,98%, dan siklus 2 mencapai 82,8 %. Berdasarkan analisa data pada hasil tes siswa siklus 1 dan siklus 2 dapat diketahui bahwa dalam ketuntasan belajar siswa meningkat dari siklus 1 sebesar 66,67% menjadi 85,7% pada siklus 2.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries060210191036;
dc.subjectOOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATIONen_US
dc.titlePENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BARISAN DAN DERET ARITMETIKA SISWA KELAS XI APK 1 SMK PGRI 05 JEMBER TAHUN AJARAN 2010 – 2011en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record