dc.description.abstract | Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan salah satu masalah gizi
utama di Indonesia. GAKY adalah sekumpulan gejala yang ditimbulkan karena tubuh
kekurangan iodium dalam jangka waktu yang lama. Penyebab utama terjadinya
GAKY adalah defisiensi yodium karena yodium merupakan bahan baku pembuatan
hormon tiroksin. Akibat GAKY ternyata jauh lebih luas dari sejedar terjadinya
pembesaran kelenjar gondok. Rendahnya prestasi belajar anak sekolah, rendahnya
produktivitas kerja pada orang dewasa serta timbulnya berbagai permasalahan sosial
adalah akibat yang sangat menghawatirkan karena dapat menghambat pembangunan
nasional. Survei GAKY di Kabupaten Jember pada tahun 2007 diketahui bahwa
prevalensi gondok di Kabupaten Jember cukup tinggi yaitu 23,57% dengan kategori
endemik sedang. Tingginya prevalensi GAKY tersebut mungkin terjadi karena
kurangnya perhatian yang serius terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya kejadian GAKY. Selain dipengaruhi oleh defisiensi yodium, faktor lain
yang mempengaruhi GAKY adalah tingginya konsumsi makanan sumber zat
goitrogenik (pengganggu) yang dapat menghalangi pengambilan yodium oleh
kelenjar gondok sehingga konsentrasi yodium dalam kelenjar gondok menjadi
rendah.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kadar yodium urin
berdasarkan konsumsi pangan sumber yodium dan zat goitrogenik. Jenis penelitian
ini adalah analitik observasional dan berdasarkan waktunya termasuk cross sectional.
Tempat penelitian dilakukan di SDN 03 Kertosari Kecamatan Pakusari Kabupaten
Jember dan SDN Tegal Rejo 01 Kecamatan Mayang. Sampel dalam penelitian ini
ix
berjumlah 30 siswa yang diambil dengan cara simple random sampling. Data yang
diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji Kruskall Wallis dengan
α=0,05. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pendidikan ayah dan ibu
responden adalah pendidikan dasar (57% dan 86%), dengan pendapatan yang rendah
(77%), sebagian besar ibu memiliki pengetahuan mengenai GAKY yang kurang
(70%), sebagian besar umur responden berkisar antara 10-11 tahun (57%) dan
berjenis kelamin perempuan (63%) dan sebagian responden setelah dilakukan palpasi
memiliki tingkat pembesaran gondok IA (90%), sebagian besar tingkat konsumsi
pangan sumber yodium responden berkategori kurang (63%), sebagian besar
responden mengalami defisiensi yodium dengan kategori defisiensi berat (64%).
Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan kadar yodium urin berdasarkan pola
konsumsi pangan sumber yodium pada jenis ikan lele dengan p=0,026 dan ada
perbedaan kadar yodium urin berdasarkan tingkat konsumsi pangan sumber yodium
dengan p=0,032.
Saran yang dapat diberikan adalah bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Jember
lebih memasyarakatkan garam beryodium melaui KIE (Komunikasi, Informasi dan
Edukasi) kepada masayrakat dan pihak sekolah dasar melalui program UKS (Usaha
Kesehatan Sekolah), bagi pihak Sekolah Dasar bekerjasama dengan pemerintah serta
Puskesmas setempat (Pakusari dan Mayang) dalam memberikan penyuluhan
mengenai garam beyodium dan pentingnya konsumsi pangan sumber yodium agar
terhindar dari penyakit gondok serta penyuluhan mengenai bahan pangan sumber zat
goitrogenik yang dapat menghambat penyerapan yodium. | en_US |