dc.description.abstract | Di kalangan siswa SMK telah berkembang kesan bahwa pelajaran matematika
merupakan salah satu mata pelajaran yang tidak digemari siswa karena kurangnya
motivasi untuk belajar matematika, sehingga ada anggapan bahwa matematika itu
sulit dan membosankan. Dalam pembelajarana di SMK Negeri 1 Tanggul
penyampaian materi pelajaran dilakukan dengan model pembelajaran ekspositori.
Dalam pembelajaran ekspositori terdapat metode ceramah, tanya jawab dan
pemberian tugas yang diberikan oleh guru. Pembejajaran ekspositori ini dapat
membuat siswa bosan dan sulit menerima pelajaran, hal ini dapat dilihat pada hasil
wawancara dengan siswa. Suatu model pembelajaran yang mengarah pada
pembentukan kecakapan vokasional dan sesuai konsep PSG di SMK perlu
dikembangkan. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Instruction)
misalnya, merupakan suatu pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata
sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara keterampilan pemecahan
masalah, memusatkan pada masalah kehidupan yang bermakna bagi siswa di SMK.
Hal ini bertujuan untuk mengkaji ada tidaknya perbedaan hasil belajar matematika
yang signifikan dan model pembelajaran yang lebih efektif antara siswa yang diajar
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan model pembelajaran
ekspositori.
Penelitian yang dilakukan pada tanggal 23 November 2009 sampai dengan 10
Dessember 2009 ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain control group
pre-test-post-test. Penentuan tempat penelitian adalah dengan purposive sampling
viii
area atau sesuai dengan keinginan yaitu SMK Negeri 1 Tanggul. Responden
penelitian ditentukan dengan teknik undian setelah dilakukan uji homogenitas.
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI jurusan penjualan 1 (XI PJ1)
sebagai kelas kontrol dan XI Penjualan 2 (XI PJ2) sebagai kelas eksperimen (dengan
materi matematika keuangan semester gasal 2009/2010). Data yang dipakai untuk uji
homogenitas diambil dengan menggunakan metode dokumentasi, untuk
menyempurnakan hasil dan pembahasan menggunakan metode wawancara, dan
metode tes untuk analisis data. Pada analisis data yang digunakan adalah uji
homogenitas, uji normalitas, uji beda atau uji t.
Hasil uji hipotesis yang pertama, yaitu untuk mengetahui perbedaan yang
signifikan antara pembelajaran berbasis masalah dengan pembelajaran ekspositori
memberikan hasil analisis yang mengatakan menyatakan bahwa, tidak ada perbedaan
yang signifikan antara pembelajaran berbasis masalah dengan pembelajaran
ekspositori. Hal ini disebabkan oleh faktor waktu pemberian pre-test dan post-tes
yang dilakukan secara tidak bersamaan. Adapun uji hipotesis yang kedua, yaitu hasil
uji efektifitas dengan dengan uji beda skor pre-test dan skor post-tes memperlihatkan
bahwa model pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang lebih
efektif dibandingkan dengan pembelajaran ekspositori. Hal ini dapat dilihat pada
kriteria pengujian terima 0 H jika t hitung tabel ³ t yaitu yaitu 2,08 ³ 1,68; maka kelas
dengan pembelajaran berbasis masalah lebih efektif dari pada kelas dengan
pembelajaran ekspositori.
. Adapun hasil wawancara antara empat orang siswa yang diambil secara acak
dan guru matematika menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis masalah lebih
menyenangkan dibandingkan dengan pembelajaran ekspositori. | en_US |