dc.description.abstract | Secara umum pembelajaran matematika di sekolah-sekolah masih
menggunakan metode ceramah, begitu juga di SMP Muhammadiyah 2 Kalisat. Dari
hasil observasi dan wawancara dengan guru Matematika SMP Muhammadiyah 2
Kalisat diperoleh keterangan bahwa selama ini metode yang digunakan dalam
pembelajaran Matematika sebagian besar adalah metode ceramah. Aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran sedikit dan siswa cenderung pasif. Siswa hanya
mengambil peranan yang sedikit dalam kegiatan belajar mengajar dan siswa lebih
banyak berperan sebagai pendengar, sehingga menyebabkan pembelajaran yang
berlangsung tingkat keberhasilannya masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai
harian matematika pada materi himpunan yang telah dilaksanakan masih belum
mencapai ketuntasan secara klasikal. Siswa kesulitan dalam soal cerita yang berkaitan
dengan diagram Venn. Hal ini dimungkinkan karena konsep yang dimiliki siswa
mengenai himpunan masih kurang. Sehingga diperlukan suatu upaya untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan cara
mengaktifkan siswa.
Salah satu model pembelajaran yang menuntut siswa aktif dalam kegiatan
belajar mengajar adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team
Achievement Division). Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan
pembelajaran yang mengutamakan kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran tersebut ada lima tahapan yang
dilaksanakan, yaitu presentasi kelas, pembentukan kelompok, tes/kuis, pemberian
skor perkembangan, dan penghargaan kelompok. Dalam pembelajaran matematika di SMP Muhammadiyah 2 Kalisat, sistem
penilaian yang digunakan selama ini masih didominasi oleh satu metode tes saja.
Menurut Muslich (2007:92) KTSP mendefinisikan penilaian sebagai proses
pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran atau informasi tentang
perkembangan dan pengalaman belajar siswa. Penilaian yang sesuai dengan hal
tersebut adalah Authentic Assessment. Dari informasi yang diperoleh berdasarkan
hasil wawancara dengan guru bidang studi matematika, penilaian yang dilakukan di
kelas VII B SMP Muhammadiyah 2 Kalisat selama ini hanya berdasarkan hasil tes
saja. Tes tersebut mencakup beberapa aspek soal, seperti pemahaman konsep,
penalaran, komunikasi, dan pemecahan masalah. Meskipun ada beberapa aspek soal
yang dinilai, namun teknik penilaian tersebut tidak memperhatikan aktivitas siswa
(proses) dalam menyelesaikan suatu tugas. Dengan demikian, penilaian harus
terintegrasi dalam proses pembelajaran, bukan semata-mata pada hasil pembelajaran.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan
pembelajaran yang dihadapi di kelas. Menurut Ali (1993:13) penelitian tindakan
adalah penelitian yang dilaksanakan terutama untuk mencari sesuatu dasar
pengetahuan praktis dalam rangka memperbaiki keadaan atau suatu situasi yang
dilakukan secara terbatas. Menurut Aqip (2008:3) PTK adalah penelitian yang
dilakukan oleh peneliti maupun guru di kelas melalui refleksi diri dengan tujuan
untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah persentase aktivitas guru pada
pertemuan I sebesar 83,33%, pada pertemuan II sebesar 83,33%, pada pertemuan III
sebesar 93,33%, dan pada pertemuan IV sebesar 91,67%. Berdasarkan data tersebut
aktivitas guru mengalami peningkatan. Sedangkan persentase aktivitas siswa pada
siklus I untuk kualitas interaksi sebesar 78,16%, mengerjakan tugas sebesar 81,61%,
bertanya/menjawab sebesar 77,01%, dan mempresentasikan hasil diskusi sebesar
71,26%. Pada siklus II untuk kualitas interaksi sebesar 82,76%, mengerjakan tugas
sebesar 83,91%, bertanya/menjawab sebesar 78,16% | en_US |