dc.description.abstract | Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) masih menjadi masalah di Indonesia,
karena merupakan penyebab utama kematian pada masa neonatal. BBLR berkaitan
dengan tingginya angka kematian bayi dan balita, juga dapat berdampak serius
terhadap kualitas generasi mendatang yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan
perkembangan mental anak, serta berpengaruh pada penurunan kecerdasan IQ.
Wanita yang hamil pada usia di bawah 20 tahun mempunyai kecenderungan
melahirkan bayi BBLR. Wanita dalam golongan umur ini masih dalam pertumbuhan,
demikian pula alat-alat reproduksinya belum mencapai ukuran normal, sehingga bayi
yang dilahirkan mempunyai berat badan lahir rendah. Masalah kehamilan yang sering
muncul pada masa kehamilan adalah kurang energi kronis (KEK) dan anemia. Kedua
masalah tersebut muncul akibat ketidakseimbangan antara kebutuhan tubuh dan
asupan makanan. KEK dan anemia pada kehamilan dapat mengganggu pembentukan
plasenta sehingga berpengaruh pula terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin
serta memperbesar risiko bayi lahir dengan BBLR. Atas dasar tersebut maka
penelitian ini dilakukan untuk mengkaji lebih dalam pengaruh status KEK dan
anemia terhadap berat badan lahir rendah pada ibu hamil usia dini.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik observasional dengan
rancangan penelitian cohort. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Mumbulsari
Kabupaten Jember yang mencakup 7 desa. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu
hamil yang berusia di bawah 20 tahun sebanyak 30 orang. Data primer diperoleh dari
hasil wawancara dengan responden menggunakan kuesioner. Data juga diperoleh dari
hasil pengukuran lingkar lengan atas (LILA) menggunakan pita LILA untuk
mengetahui status KEK responden, pengukuran kadar hemoglobin dengan
menggunakan alat elektrik Nihon Kohden untuk mengetahui status anemia responden
dan pencatatan dokumen. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi logistik
dengan α=0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai urutan kehamilan pertama dan memiliki paritas 0 serta jarak kelahiran yang kurang dari 18 bulan. Sebagian besar responden telah melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 4 kali selama masa kehamilan dan mempunyai tingkat pengetahuan cukup. Responden yang menderita KEK sebesar 47% dan yang menderita anemia sebesar 27%. Responden yang melahirkan bayi dengan berat badan normal sebesar 83% dan 17% melahirkan bayi dengan BBLR.
Berdasarkan hasil analisis menggunakan regresi logistik didapatkan hasil bahwa status KEK tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) pada ibu hamil usia dini dengan nilai p=0,16 dan status anemia juga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) pada ibu hamil usia dini dengan nilai p=0,56.
Petugas kesehatan diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan
melalui program KIA dalam hal deteksi KEK dan anemia pada ibu hamil, serta
penyuluhan pada penderita KEK dan anemia. Bagi ibu hamil yang masih berusia
dibawah 20 tahun hendaknya lebih memperhatikan kehamilannya dengan melakukan
perawatan masa hamil. Bagi Ibu hamil yang menderita KEK dan anemia disarankan
untuk meningkatkan asupan makanan bergizi, serta teratur mengkonsumsi tablet Fe
dan folat yang diberikan oleh petugas kesehatan. Bagi penelitian selanjutnya, perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi terjadinya kurang energi kronis (KEK) dan anemia pada kehamilan
usia dini, seperti asupan makanan ibu, kenaikan berat badan, indeks masa tubuh
(IMT), lingkungan, pekerjaan serta faktor-faktor lainnya agar informasi yang
diperoleh dapat saling melengkapi. | en_US |