Show simple item record

dc.contributor.authorSANTI AGUSTINA
dc.date.accessioned2014-01-22T23:37:43Z
dc.date.available2014-01-22T23:37:43Z
dc.date.issued2014-01-22
dc.identifier.nimNIM040210103385
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/21449
dc.description.abstractTelur merupakan produk peternakan yang memberikan sumbangan besar bagi tercapainya kecukupan gizi masyarakat. Salah satu cara untuk menjaga kualitas telur tetap tinggi (tanpa kulkas) meskipun disimpan lebih lama, terutama dalam bentuk segar adalah dengan mengawetkan dengan bahan alami yang murah dan mudah di dapat dilingkungan sekitar. Bahan alami berupa tanin banyak terdapat didalam tumbuhan berpembuluh, khususnya dalam jaringan kayu, selain itu banyak terdapat pada bagian daunnya. Contohnya pada serbuk kulit kayu akasia dan daun jambu biji. Alternatif lain dalam pengawetan telur adalah dengan menggunakan air kapur yang mengandung kalsium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rebusan daun jambu biji (Psidium guajava Linn), rebusan kulit kayu akasia (Acacia mangium Willd), dan air kapur sebagai bahan pengawet telur ayam ras dan mengetahui perbedaan antara rebusan daun jambu biji (Psidium guajava Linn), rebusan kulit kayu akasia (Acacia mangium Willd), dan air kapur sebagai bahan pengawet telur ayam ras dengan telur yang tidak mendapat perlakuan. Penelitian ini dilakukan di rumah peneliti Jl.Mundu VII/63 Perumnas Patrang Jember untuk pengamatan, pengukuran, dan pengambilan data agar lebih mudah serta efisien tempat dan waktu. Penelitian dilakukan pada bulan September 2010. Penelitian mengunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). terdiri dari 3 perlakuan dan 1 kontrol dengan 1 kali ulangan masing-masing ulangan terdiri dari 5 butir telur ayam ras segar. Lama waktu penelitian adalah 20 hari. Pengamatan dilakukan setiap 4 hari setelah 3 hari perendaman. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah kedalaman rongga udara dan pH telur, bau telur, dan kondisi fisik bagian dalam telur. Untuk mengetahui adanya pengaruh rebusan daun jambu biji, rebusan kayu akasia, dan air kapur sebagai bahan pengawet telur terhadap kedalaman rongga udara, pH telur, bau telur, dan kondisi fisik bagian dalam telur. Data yang diperoleh akan dianalisis secara statistik dengan menggunakan ANOVA (uji F). Jika dari hasil analisis berbeda nyata 5%, maka dilanjutkan dengan Uji Duncan. Semua data tersebut diolah menggunakan program SPSS versi 16.0. Hasil dari penelitian setelah dilakukan analisis Anava menunjukan bahwa ada yang berpengaruh nyata dan tidak, antara rebusan daun jambu biji (Psidium guajava Linn), rebusan kulit kayu akasia (Acacia mangium Willd), dan air kapur sebagai bahan pengawet telur ayam ras terhadap kedalaman rongga udara, pH telur, dan kondisi fisik bagian dalam telur dan pada bau telur pada tiap pengamatan. Dimana nilai kedalaman rongga udara adalah rata-rata pada kontrol 0,456 cm, daun jambu biji 0,408 cm, akasia 0,396 cm, dan air kapur 0,364 cm. Pengaruh perlakuan pada derajat keasaman adalah nilai rata-rata pada kontrol sebesar 8,544, pada daun jambu biji 8,424, pada Akasia 8,264, dan pada Air kapur 8,212. Pengaruh perlakuan pada kondisi fisik dalam telur ayam ras dengan nilai rata-rata pada kontrol 3,12, daun jambu biji 3,52, akasia 3,52, dan air kapur 3,8. Pengaruh perlakuan pada uji organoleptik bau (aroma) dengan nilai rata-rata pada kontrol yaitu 3,554, daun jambu biji 3,578, akasia 3,64, dan air kapur 3,917. Kemudian, ada perbedaan antara rebusan daun jambu biji (Psidium guajava Linn), rebusan kulit kayu akasia (Acacia mangium Willd), dan air kapur sebagai bahan pengawet telur ayam ras dengan telur yang tidak mendapat perlakuan terhadap kedalaman rongga udara, pH telur, kondisi fisik bagian dalam telur, dan aroma/bau pada telur. Nilai hasil yang paling baik adalah perlakuan dengan menggunakan rendaman air kapur. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada yang berpengaruh nyata dan tidak bepengaruh nyata antara rebusan daun jambu biji (Psidium guajava Linn), rebusan kulit kayu akasia (Acacia mangium Willd), dan air kapur sebagai bahan pengawet telur ayam ras terhadap kedalaman rongga udara, pH telur, kondisi fisik bagian dalam telur, dan pada bau (aroma) telur. Terdapat perbedaan antara rebusan daun jambu biji (Psidium guajava Linn), rebusan kulit kayu akasia (Acacia mangium Willd), dan air kapur sebagai bahan pengawet telur ayam ras, dengan telur yang tidak mendapat perlakuan terhadap kedalaman rongga udara, pH telur, kondisi fisik bagian dalam telur, dan pada bau (aroma) telur. Hasil yang paling baik secara akumulasi adalah perlakuan dengan menggunakan rendaman air kapur.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries040210103385;
dc.subjectPengaruh Rebusan Daun Jambu Bijien_US
dc.titlePENGARUH REBUSAN DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava, Linn) , REBUSAN KULIT KAYU AKASIA (Acacia mangium, Willd), dan AIR KAPUR SEBAGAI BAHAN PENGAWET TERHADAP KUALITAS TELUR AYAM RAS.en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record