dc.description.abstract | Penelitian ini, menggunakan SMP Plus Darus Sholah Jember sebagai sekolah
tempat penelitian. Dipilihnya sekolah ini karena terdapat permasalahan dalam sistem
pembelajaran. Permasalahan tersebut yaitu kesulitan siswa dalam mengoperasikan
bilangan bulat, guru dalam mengajar cenderung mengejar target materi tanpa
memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih memahami materi tersebut, siswa
ramai pada saat pembelajaran, siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, siswa
kurang aktif bertanya dan menjawab pertanyaan sehingga kelas menjadi pasif. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut dibutuhkan strategi pembelajaran yang sesuai dan
menyenangkan bagi siswa.
Strategi pembelajaran yang sesuai untuk mengatasi masalah tersebut adalah
optimalisasi pemberian penguatan dan cooperative learning. Penguatan adalah respon
yang diberikan oleh guru terhadap perilaku siswa yang baik yang menyebabkan siswa
tersebut terdorong untuk mengulangi atau meningkatkan perilaku yang baik.
Penguatan yang akan diberikan adalah penguatan verbal, nonverbal dengan
memperhatikan prinsip dan cara-cara pemberian penguatan. Guru dapat menarik
perhatian siswa dengan penguatan tersebut sehingga tidak ada siswa yang ramai.
Sedangkan cooperative learning adalah suatu model pembelajaran berkelompok.
Dalam pembelajaran ini siswa dituntut berfikir dan bertukar ide untuk menyelesaikan
permasalahan yang diberikan melalui LKS. Dengan demikian, siswa menjadi lebih
aktif dalam pembelajaran.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas dan hasil
optimalisasi pemberian penguatan yang dilakukan oleh guru melalui cooperative
learning, aktivitas siswa, dan ketuntasan belajar siswa kelas VII E SMP Plus Darus
Sholah Jember selama pembelajaran operasi hitung bilangan bulat. Penelitian ini
dilakukan pada tanggal 18 Juli sampai 16 Agustus 2011. Jenis penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas yang menggunakan dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.
Berdasarkan hasil penelitian, persentase aktivitas guru dalam optimalisasi
pemberian penguatan adalah konstan yaitu 77,78% pada siklus I dan 77,78% pada
siklus II. Persentase tersebut menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh guru adalah B
yaitu sudah optimal dalam optimalisasi pemberian penguatan. Aktivitas individu
meningkat dari 73,49% pada siklus I menjadi 84,22% pada siklus II.Selain aktivitas
individu, aktivitas kelompok juga dianalisis. Hasil analisisnya yaitu 81,25% pada
siklus I dan 84,72% pada siklus II, yang berarti juga mengalami peningkatan. Hasil
belajar siswa, diperoleh persentase sebesar 87,88% pada siklus I. Pada siklus II,
diperoleh persentase hasil belajar sebesar 90,91%, meningkat 3,03% dari siklus I.
Berdasarkan data-data tersebut, diketahui bahwa terdapat peningkatan aktivitas siswa
dan hasil belajar siswa selama menggunakan optimalisasi pemberian penguatan
melalui cooperative learning. | en_US |