Show simple item record

dc.contributor.authorWinda Cindy Wulandari
dc.date.accessioned2014-01-22T13:53:44Z
dc.date.available2014-01-22T13:53:44Z
dc.date.issued2014-01-22
dc.identifier.nimNIM072110101020
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/21287
dc.description.abstractTuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman tuberkulosis (Mycobacterium tuberculosis). Diperkirakan sekitar sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh Mycobacterium tuberkulosis (M.tb). Indonesia saat ini menempati urutan ke lima dari 22 negara dengan beban TB terbanyak yakni setelah India, China, Afrika Selatan dan Nigeria. Suksesnya program penanggulangan TB paru bisa dilihat pada tingkat kesembuhan dan tingkat drop out (DO) yang dicapai, tingkat kesembuhan minimal 85% dari semua penderita baru BTA positif yang ditemukan, sedangkan kejadian DO tidak diharapkan dan tidak boleh melebihi 5% dari seluruh pasien TB paru yang diobati. Pengobatan penyakit TB paru memerlukan waktu lama (6-8 bulan) dengan memakai strategi DOTS. Salah satu penyebab utama ketidakberhasilan pengobatan adalah karena tidak teraturnya penderita minum obat dalam pengobatan TB paru. Di Kabupaten Situbondo tercatat jumlah penderita TB paru tahun 2007 hingga tahun 2009 masih ditemukan penderita yang DO. Dengan rata-rata persentase masing masing yaitu 6%, 7%, dan 5%. Pada periode tahun 2009 di Kabupaten Situbondo tercatat beberapa UPK yang memiliki kejadian DO penyakit TB paru yang tinggi, yaitu Rumah Sakit Abdoer Rahem (25%), Puskesmas Panarukan sebesar 20% dan Puskesmas Arjasa sebesar 19%. Penelitian ini merupakan penelitian epidemiologi analitik observasional dengan rancangan bangun kasus kontrol (case control study) atau retrospective study. Populasi pada penelitian ini dibagi menjadi sub populasi kasus dan sub populasi kontrol. Sub populasi kasus adalah penderita TB paru BTA positif yang mengalamiDO, sedangkan sub populasi kontrol adalah penderita TB paru BTA positif yang tidak mengalami DO. minimal jumlah populasi ditentukan melalui perhitungan klaster sehingga didapatkan 2 klaster yaitu Puskesmas Arjasa dan Puskesmas Panarukan. Dari 2 klaster ini didapatkan sub sampel kasus sebanyak 18 penderita (total sub populasi kasus) dan sub sampel kontrol sebanyak 54 penderita karena menggunakan perbandingan 1:3, sehingga total sampel dalam penelitian ini sebanyak 72 orang. Pemilihan sampel kontrol dilakukan dengan cara Proporsional Stratified Random Sampling dengan menggunakan undian. Data yang diperoleh, diolah, dan dianalisis dengan menggunakan uji regresi logistik dengan metode enter dengan α=0,05, serta menganalisis faktor risiko dengan melakukan interpretasi terhadap nilai odds ratio (OR). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 8 variabel yang secara statistik memiliki pengaruh yang bermakna yaitu faktor pendidikan (p=0,002; OR=8,62), pengetahuan (p=0,001; OR=34), penghasilan bersih (p=0,013; OR=5), dan pekerjaan (p=0,002; OR=14,66). Sedangkan untuk variabel dari faktor eksternal yaitu efek samping OAT (p=0,003; OR=7,82), kemudahan transportasi (p=0,001; OR=15), dan dukungan PMO (p=0,001; OR=19). Sehingga perlu adanya peningkatan kualitas pengetahuan masyarakat, khususnya di daerah terpencil dengan penyuluhan, pemberian motivasi dan pelatihan kepada PMO agar dapat melakukan pekerjaan dengan baik dan penuh semangat, lebih meningkatkan pelayanan melalui pendekatan individu, serta Meningkatkan peranan tokoh masyarakat maupun tokoh agama dalam memberikan penyuluhan penyakit TB paru.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries072110101020;
dc.subjectMempengaruhi Kejadian Drop Out pada Penderita TB Paruen_US
dc.titleFAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DROP OUT PADA PENDERITA TB PARU DI KABUPATEN SITUBONDO TAHUN 2009en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record