PENGARUH EKSTRAK ETANOL KAYU SIWAK (Salvadora persica) TERHADAP HAMBATAN PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli, Salmonella typhi DAN Streptococcus mutans
Abstract
Kayu siwak (Salvadora persica) telah dikenal semenjak sebelum Masehi,
terutama oleh bangsa Arab kuno yang hingga sekarang masih digunakan sebagai alat
kebersihan mulut (Al-Lafi dan Ababneh, dalam Rachdie, 2007). Faktor sosial dan
agama menjadi pendorong utama penggunaan kayu siwak (Salvadora persica)
terutama bagi masyarakat muslim. Penggunaan siwak makin dikenal selama masa
kenabian Nabi Muhammad yang memulai misinya sekitar 543 M.
Kayu siwak merupakan bagian dari batang, akar atau ranting tumbuhan
Salvadora persica yang kebanyakan tumbuh di daerah Timur Tengah, Asia dan
Afrika. Hasil uji KLT menunjukkan bahwa ekstrak etanol kayu siwak mengandung
trimethylamine, alkaloid, klorida, sejumlah besar fluoride, silika (Si), sulfur, vitamin
C dan sejumlah kecil tanin, saponin, flavonoids dan sterol. Zat antibakteri tersebut
bekerja dengan cara merusak dinding sel, menghambat kerja enzim, serta
menghambat sintesis protein, DNA, dan, RNA (Ristiati, 2000).
Penelitian yang dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas MIPA
Universitas Jember ini bertujuan untuk menguji daya hambat ekstrak etanol kayu
siwak dan untuk mengetahui Konsentrasi Hambatan Minimum (KHM) serta
Konsentrasi Optimum terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli, Salmonella
thypi dan Streptococcus mutans. Penelitian ini merupakan penelitian in vitro dengan
metode sumuran dengan kontrol positif tetrasiklin 0,01%. Serial konsentrasi ekstrak
etanol kayu siwak yang digunakan adalah 0% (kontrol negatif aquades steril), 10%,
20%, 30%, 40%, dan 50%. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan
Acak Lengkap (RAL) dengan 3 kali pengulangan. Analisis data yang digunakan
untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol kayu siwak terhadap hambatan
pertumbuhan bakteri Escherichia coli, Salmonella thypi dan Streptococcus mutans
adalah Analysis of Variance (ANOVA) dengan taraf kepercayaan 95% (α=0,05).
Untuk menguji perbedaan perlakuan diantara semua pasangan perlakuan dilanjutkan
dengan Duncan's Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf kepercayaan 95%
(α=0,05).
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Konsentrasi Hambatan
Minimum (KHM) ekstrak etanol kayu siwak (Salvadora persica) pada bakteri E. coli
pada kosentrasi 15%, bakteri S. typhi berada pada kosentrasi 25% dan bakteri S.
mutans berada pada kosentrasi 12,5%. Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa nilai F
hitung pada bakteri E. coli adalah 1858,556 dengan nilai signifikasi sebesar 0,000
(P<0,05), F hitung pada bakteri S. typhi sebesar 2713,545 dengan nilai signifikasi
sebesar 0,000 (P<0,05), dan F hitung pada bakteri S.mutans sebesar 338,148 dengan
nilai signifikasi sebesar 0,000 (P<0,05). Karena nilai P<0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan yang nyata dari ekstrak etanol kayu siwak terhadap
pertumbuhan bakteri uji. Berdasarkan hasil DMRT dapat diketahui Konsentrasi
Optimum ekstrak etanol kayu siwak (Salvadora persica) pada bakteri E. coli pada
konsentrasi 50%, bakteri S. typhi berada pada kosentrasi 40% dan bakteri S. mutans
berada pada kosentrasi 50%.
Kesimpulan dari hasil analisis dan pembahasan adalah ekstrak etanol kayu
siwak (Salvadora persica) mempunyai pengaruh terhadap hambatan pertumbuhan
bakteri uji. ekstrak etanol kayu siwak (Salvadora persica) lebih efektif menghambat
pertumbuhan bakteri S. mutans daripada bakteri E. coli dan bakteri S. typhi.