Show simple item record

dc.contributor.authorRofiuddin
dc.date.accessioned2014-01-22T13:16:37Z
dc.date.available2014-01-22T13:16:37Z
dc.date.issued2014-01-22
dc.identifier.nimNIM060910301225
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/21265
dc.description.abstractPenelitian yang telah dilakukan ini mempelajari hubungan sosial yang ada dalam meningkatkan kesejahteraan pada masyarakat petani jeruk, apa alasan petani melakukan sistem bagi hasil dan bagaimana bentuk hubungan sosial (hubungan kerja) antara petani pemilik dengan petani penggarap, petani dengan tengkulak dan sertahubungan social petani dengan sesamanya. Untuk mengidentifikasikan, menjelaskan dan menganalisis permasalahan yang diajukan, digunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif kualitatif yang biasa digunakan dalam penelitian mengharuskan peneliti untuk turun kelapangan, dengan metode yang digunakan yaitu wawancara yang tidak terstruktur dan observasi (pengamatan). Pemilihan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dan snowbaall sampling. Dalam penelitian ini terdapat lima 5 orang informan pokok yang terdiri dari tiga 3 orang petani pemilik lahan dan dua 2 buruh tani penggarap lahan yang berdomisili di Desa Sukoreno, Kecamatan Umbulsari, Kabupaten Jember. Selain itu, terdapat pula informan sekunder (tambahan) yang berjumlah 2 orang. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi wawancara semi terstruktur, observasi, dan dokumentasi. Dalam menguji keabsahan data, penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di desa Sukoreno banyak yang melakukan sistem bagi hasil Jeruk, hal ini dapat dilihat bahwa sebagian besar dari masyarakat Desa Sukoreno bermata pencaharian sebagai petani Jeruk. Sistem bagi hasil ini dilakukan oleh masyarakat karena tidak semua dari masyarakat Sukoreno yang memiliki lahan yang luas sehingga mereka melakukan sistem bagi hasil demi membantu perekonomian keluarga. Pemilik lahan dan petani penggarap yang terlibat dalam kerjasama didasarkan atas hubungan sosial yang ada didalam masyarakat tersebut. Dari bentuk hubungan sosial yang dilakukan antara mereka menjadi hubungan yang khusus yaitu pola hubungan kerja. Dalam masyarakat Desa Sukoreno terdapat dua pihak yang terlibat dalam kerjasama yaitu pemilik lahan dan petani penggarap, antara keduanya terjalin hubungan kerja yang saling membutuhkan. Pemilik lahan membutuhkan tenaga untuk menggarap lahannya sedangkan petani penggarap membutuhkan lahan untuk diolah dan digarapnya dalam menunjang pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarganya. Hubungan kerja yang dilakukan ada yang berdasarkan ikatan kekerabatan dan ada juga yang bukan berdasarkan ikatan kekerabatan. Dalam pertanian jeruk di Desa Sukoreno Kecamatan Umbulsari Kabupaten Jember terdapat hubungan sosial sebagai bentuk modal sosial, yaitu pemanfaatan sebuah jaringan yang dibentuk dari hubungan antara petani pemilik lahan dan buruh tani, petani dan tengkulak dan serta hubungan petani dengan sesamanya. Dalam jaringan tersebut ada rasa saling percaya antara kedua belah pihak yang berlandaskan pada norma yang ada dan telah menjadi konsekuensi bersama. Oleh karena itu, modal sosial dalam masyarakat petani jeruk di Desa Sukoreno merupakan suatu bentuk upaya untuk meningkatkan kesejahteraanen_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries060910301225;
dc.subjectPetani dan Buruhen_US
dc.titleHUBUNGAN SOSIAL ANTARA PETANI DAN BURUH TANI DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN (Studi Deskriptif Pada Pertanian Jeruk di Desa Sukoreno, Kecamatan Umbulsari, Kabupaten Jember)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record