Show simple item record

dc.contributor.authorYanies Rismaya Jayanti
dc.date.accessioned2014-01-22T06:03:18Z
dc.date.available2014-01-22T06:03:18Z
dc.date.issued2014-01-22
dc.identifier.nimNIM062110101056
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/21061
dc.description.abstractKehilangan gigi pada Lansia merupakan salah satu penyebab menurunnya kualitas kesehatan Lansia. Kehilangan gigi akan sangat berpengaruh terhadap penyerapan dan metabolisme zat gizi yang diserap oleh tubuh sehingga tubuh kekurangan gizi.. Menurut data Dinkes Kabupaten Jember (2009) jumlah penderita Karies Gigi dan Periodontal tertinggi kedua usia 45-69 tahun terdapat di Puskesmas Sumbersari yaitu sebesar 8,5% dan 5,99%. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan Lansa dapat dilakukan melalui kegiatan pendidikan kesehatan atau promosi kesehatan. Efektivitas pendidikan kesehatan atau promosi kesehatan tidak lepas dari pemilihan media yang digunakan sebagai alat bantu pendidikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan efektivitas metode ceramah dengan media phantom gigi dan media VCD terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik Lansia tentang kesehatan gigi dan mulut. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Jumlah sampel sebanyak 60 orang, masing-masing 20 orang untuk tiap kelompok yang diteliti. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji statistik Wilcoxon Rank Sum Test dan Kruskal Wallis program SPSS 11.5 dengan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar Lansia berumur 6069 tahun sebesar 48% dan berjenis kelamin wanita sebesar 53%. Sebagian besar telah menamatkan pendidikan SD dan sederajat sebesar 35%. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa metode ceramah dengan media phantom gigi maupun media VCD mampu memberikan pengaruh terhadap perubahan tingkat pengetahuan (p=0,001 dan 0,0001), sikap mendukung (p=0,009 dan 0,020), serta praktik menggosok gigi yang baik dan benar (p=0,0001 dan 0,003) sebelum dan sesudah ix dilakukan penyuluhan. Walaupun kedua media tersebut mampu memberikan perubahan, tetapi terdapat perbedaan perubahan pengetahuan (p=0,0001), sikap (p=0,008), dan praktik (p=0,0001) mengenai kesehatan gigi dan mulut antar responden yang mendapatkan penyuluhan dengan media phantom gigi dan media VCD. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari perubahan nilai rata-rata postes responden, peningkatan pencapaian nilai rata-rata pengetahuan, sikap, dan praktik responden pada kelompok perlakuan media phantom gigi (1,85; 0,55; dan 1,3) lebih tinggi daripada pencapaian pada kelompok media VCD (1,75; 0,35; dan 0,45) dan kelompok kontrol (-0,20; 0; dan 0,05). Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil penelitian tersebut adalah efektivitas media phantom gigi lebih tinggi daripada media VCD dalam mempersepsikan pengetahuan, sikap, dan praktik tentang kesehatan gigi dan mulut. Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka media phantom gigi dapat menjadi pilihan utama dalam menentukan media pendidikan pada Lansia untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik Lansia tentang kesehatan gigi dan mulut dengan didukung pula adanya pemutaran materi VCD. Selain itu, dalam rangka mencegah meningkatnya prevalensi tingginya masalah pada kesehatan gigi dan mulut, pihak puskesmas perlu membekali kader Posyandu Lansia dengan informasi kesehatan gigi dan mulut dan pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Jember diharapkan mendukung sosialisasi kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat dengan pembuatan VCD yang standar tentang kesehatan gigi dan mulut.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries062110101056;
dc.subjectPHANTOM GIGI DAN MEDIA VIDEO COMPACT DISCen_US
dc.titlePERBEDAAN EFEKTIVITAS METODE CERAMAH DENGAN MEDIA PHANTOM GIGI DAN MEDIA VIDEO COMPACT DISC (VCD) DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTIK LANJUT USIA TERHADAP KESEHATAN GIGI DAN MULUTen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record