dc.description.abstract | Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan terdepan bertanggung jawab
dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat dengan mutu yang baik dan
dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat. Dalam rangka menjamin masyarakat
terhadap akses pelayanan kesehatan dasar di Peemerintah Daerah yaitu Puskesmas
sesuai dengan ukuran-ukuran yang ditetapkan Pemerintah, maka diterapkannya
Standar Pelayanan Minimal (SPM) (Depkes, 2008). Salah satu SPM kesehatan yang
ditetapkan adalah SPM tingkat kunjungan rawat jalan (visit rate) pada Puskesmas.
Trend visit rate Puskesmas di Kabupaten Jember tahun 2007 sebesar 41,54%, tahun
2008 sebesar 41,01%, tahun 2009 sebesar 46,65% dan tahun 2010 sebesar 48,95%.
Trend tersebut masih belum memenuhi SPM Kabupaten Jember yaitu sebesar 50%
pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 dan sebesar 60% pada tahun 2010.
Capaian tingkat kujungan rawat jalan rata-rata di seluruh Puskesmas di Kabupaten
Jember cenderung meningkat dengan tahun 2010. Namun, nilai tersebut masih berada
di bawah SPM Visit Rate (60% pada tahun 2010). Dapat dilihat seberapa besar
masyarakat memanfaatkan Puskesmas adalah salah satunya dari nilai vist rate
(tingkat kunjungan rawat jalan) tersebut. Rendahnya capaian pelayanan dalam hal ini
belum tercapainya SPM visit rate tersebut oleh Puskesmas dapat dipengaruhi oleh
banyak faktor diantaranya adalah faktor pesaing, faktor lingkungan, faktor
masyarakat, dan faktor budaya organisasi (Yuniar, 2007). Dalam hal ini Cameron dan
Quinn (2000) telah mengembangkan suatu kerangka untuk mendiagnosis profil
budaya suatu organisasi yang dinamakan dengan teori ‘Competing Values
Framework’. Oleh karena itu, analisis terhadap profil budaya organisasi Puskesmas
menjadi strategis untuk perencanaan personel, perbaikan kinerja, maupun evaluasi
program kesehatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendiagnosis profil budaya organisasi
Puskesmas dengan menggunakan pendekatan Competing Values Framework yang
meliputi kajian atribut budaya organisasi, jenis budaya dominan, dan intepretasi
keefektifan budaya organisasi berdasarkan pendekatan tersebut pada tiga Puskesmas
pilihan berdasarkan capaian SPM Visit Rate tahun 2010. Puskesmas tersebut yaitu
Puskesmas Mangli dengan visit rate 97,26%, Puskesmas Jember Kidul dengan visit
rate 60,01%, dan Puskesmas Panti dengan visit rate 18,94% . Jenis penelitian ini
adalah deskriptif kuantitatif dan berdasarkan waktunya menggunakan pendekatan
cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 44 sampel dari ketiga
Puskesmas pilihan yang diambil berdasarkan teknik sampling jenuh. Data yang
diperoleh selanjutnya dikaji menggunakan pendekatan competing values framework.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi dominan yang
dimiliki masing-masing Puskesmas untuk situasi saat ini adalah tipe budaya market
pada Puskesmas Mangli, tipe budaya clan pada Puskesmas Jember Kidul, dan tipe
budaya hierarchy pada Puskesmas Panti. Sedangkan untuk situasi mendatang, ketiga
Puskesmas memiliki harapan tipe budaya yang sama yaitu tipe budaya clan. Masing-
masing tipe budaya tersebut menunjukkan keefektifitan organisasi yang berbeda
berdasarkan kajian intepretasi kekuatan budaya, ketidaksesuaian, keserasian,
perbandingan budaya dan strategi perubahan budaya. | en_US |