dc.description.abstract | Pencegahan gizi buruk pada balita adalah melalui penguatan posyandu,
salah satunya yaitu validitas penimbangan yang dilakukan oleh kader Posyandu.
Ketelitian kader Posyandu untuk melaksanakan penimbangan sangat diperlukan
karena menyangkut laporan kegiatan dan pencapaian program yang dituangkan
pada SKDN. Hal ini dipengaruhi banyak faktor di antaranya karakteristik,
pelatihan, dan pembinaan kader.
Pada tahun 2010, jumlah T hasil penimbangan di Posyandu seluruh
Kabupaten Jember mencapai 20,66%, hasil T ini belum sesuai dengan target yang
diharapkan oleh pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Jember yaitu 10%. Salah satu
Puskesmas dengan hasil T
yang tinggi adalah wilayah Puskesmas Sukorambi
yaitu 32,74% dan terdapat 3 kasus anak balita gizi buruk. Tingginya hasil T
123
menjadikan Puskesmas Sukorambi masuk ke dalam strata merah atau rawan gizi.
Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jember menyebutkan dalam rekapitulasi
penimbangan kegiatan Posyandu Puskesmas Sukorambi, N/D sebesar 56 anak
balita, T/D sebesar 33 anak balita, 2T/D sebanyak 6 anak balita dan BGM/D
sebanyak 2 anak balita. Jumlah Posyandu yang aktif di wilayah Puskesmas
Sukorambi sebanyak 48 buah dengan jumlah sasaran sebanyak 2.698 anak balita,
jumlah kader sebanyak 240 orang dan 34,1% kader belum mendapatkan pelatihan.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan
dengan judul: Pengaruh Karakteristik, Pelatihan dan Pembinaan Kader Terhadap
Validitas Penimbangan Anak Balita di Posyandu Wilayah Puskesmas Sukorambi
Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember dengan rumusan masalah: apakah ada
pengaruh karakteristik, pelatihan dan pembinaan kader terhadap validitas
penimbangan anak balita di Posyandu wilayah Puskesmas Sukorambi Kecamatan
Sukorambi Kabupaten Jember?
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian analitik observasional.
Pengambilan data dilakukan dengan melakukan wawancara tentang karakteristik
responden (umur, status bekerja, tingkat pendidikan, dan lama menjadi kader),
pelatihan, dan pembinaan serta menggunakan observasi. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah total populasi yaitu sebanyak 48 responden.
Teknik analisis data menggunakan analisis chi square dengan α = 0,25 untuk
mengetahui hubungannya, kemudian dilanjutkan dengan analisis regresi logistik
berganda dengan α = 0,05 untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh
terhadap validitas penimbangan.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden
berumur pertengahan (40 - < 60 tahun), sebagian besar responden tidak bekerja,
sebagian besar responden berpendidikan dasar, sebagian besar responden sudah
menjadi kader ≥ 5 tahun , sebagian besar responden mendapatkan pelatihan kader
≥ 2 kali, semua responden mendapatkan pembinaan kader. Lama menjadi kader
secara signifikan mempengaruhi validitas penimbangan anak balita di Posyandu.
Dari hasil penelitian tersebut, maka perlu adanya regenerasi kepada kader yang
sudah berusia tua dengan merekrut orang – orang baru yang masih muda untuk
menjadi kader agar pelaksanaan penimbangan anak balita di Posyandu berjalan
secara berkelanjutan dengan baik. | en_US |