Show simple item record

dc.contributor.authorHendy Wijaya
dc.date.accessioned2014-01-22T05:45:54Z
dc.date.available2014-01-22T05:45:54Z
dc.date.issued2014-01-22
dc.identifier.nimNIM061510101126
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/21007
dc.description.abstractKedelai merupakan tanaman terpenting ketiga di Indonesia setelah padi dan jagung, karena kedelai merupakan sumber protein serta rendah kolesterol dan kebutuhannya selalu meningkat setiap tahunnya. Namun kebutuhan yang meningkat tersebut tidak diimbangi dengan produksi kedelai dalam negeri, sehingga dilakukan impor kedelai dari negara lain. Penelitian ini membahas mengenai peningkatan produktivitas varietas kedelai yang diupayakan melalui peningkatan potensi hasil varietas dengan cara perakitan varietas unggul dan varietas tipe baru yang berdaya hasil tinggi. Salah satu upaya untuk memperoleh varietas unggul kedelai adalah melalui persilangan. Dengan dilakukannya persilangan di antara semua pasangan tetuanya, dapat diketahui potensi hasil dari suatu kombinasi hibrida. Adapun tujuan dilaksanakan penelitian yakni untuk mengetahui vigor hibrida berdasarkan sifat agronomi yang diteliti dari persilangan Unej-1 x Malabar, Malabar x Unej-1, Unej-2 x Malabar dan Malabar x Unej-2. Parameter pengamatan yang dilakukan meliputi tinggi tanaman, jumlah cabang utama per tanaman, jumlah polong total per tanaman, jumlah biji per tanaman, berat 100 biji, berat biji per tanaman dan umur panen. Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Politeknik Negeri Jember, mulai bulan april sampai juli 2010, menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) Subsampling dengan perlakuan 7 genotipe dengan 3 kali ulangan, kemudian di cari nilai %Heterosisnya dan dilanjutkan menggunakan uji T-test. Didapatkan hasil terdapat salah satu sifat yang menunjukkan fenomena vigor hibrida yakni pada umur panen. Secara keseluruhan Parameter umur panen untuk semua persilangan menunjukkan nilai heterosis yang positif, sedangkan untuk beberapa sifat yang lain tidak menunjukan fenomena vigor hibrida, seperti tinggi tanaman, jumlah cabang utama per tanaman, jumlah polong total per tanaman, jumlah biji per tanaman, berat 100 biji dan berat biji per tanaman. Heterosis yang tinggi memberi petunjuk bahwa tetua jantan dan tetua betina memiliki gen-gen yang dominan dan dapat bekerja sama dengan baik. Heterosis bukan mengacu pada penggabungan dua sifat baik dari kedua tetua kepada keturunan hasil persilangan, melainkan pada penyimpangan dari penampilan yang diharapkan dari penggabungan dua sifat yang dibawa kedua tetuanya. Contoh paling jelas adalah pada jagung hibrida. Penyimpangan ini sebagian besar bersifat positif, dalam arti melebihi rata-rata penampilan kedua tetuanya dan menunjukkan daya pertumbuhan (vigor) yang lebih besar. Dalam keadaan demikian (positif), heterosis dapat dinyatakan dengan istilah hybrid vigor. Silangan yang menunjukkan heterosis diketahui memiliki postur yang lebih besar, fertilitas yang lebih tinggi, pertumbuhan yang lebih cepat, serta ketahanan terhadap penyakit yang lebih baik daripada rata-rata tetuanya. Umur panen merupakan satu-satunya sifat agronomik yang mampu menunjukan fenomena vigor hibrida yang diwariskan oleh kedua tetua. Setelah dilanjutkan dengan menggunakan uji T-test terlihat dari semua persilangan menunjukkan nilai berbeda sangat nyata pada parameter umur panen, hal tersebut berarti bahwa F1 yang dihasilkan terbukti memiliki umur panen yang lebih singkat dari rata-rata kedua tetuanya. Sifat hasil persilangan yang memberikan sumbangan total yang positif terhadap pertumbuhan tanaman berpengaruh dalam meningkatkan hasil produksi kedelai sehingga efektif untuk seleksi selanjutnya.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries061510101126;
dc.subjectGenotipe Kedelaien_US
dc.titleigor Hibrida Sifat Agronomi Genotipe Kedelai Pada Persilangan Antara Unej-1, Unej-2, dengan Malabaren_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record