dc.description.abstract | Dalam rangka program wajib belajar pendidikan dasar 9 (sembilan) tahun
yang harus tuntas pada tahun 2008/2009, Departemen Pendidikan Nasional dalam hal
ini Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah melaksanakan
beberapa program alternatif untuk meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK)
pada daerah dengan APK yang rendah. Upaya yang dilakukan untuk peningkatan
APK tersebut salah satunya adalah dengan perluasan akses pendidikan. Adapun
program alternatif yang dilaksanakan selain pembangunan Unit Sekolah Baru (USB)
dan pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) di sekolah-sekolah yang over-capacity,
adalah Program Pengembangan SD-SMP Satu Atap untuk daerah terpencil, terpencar
dan terisolir. Pada daerah terpencil, terpencar dan terisolir umumnya SMP belum
didirikan atau SMP yang sudah ada berada di luar jangkauan lulusan SD setempat. Di
lain pihak daerah tersebut merupakan daerah-daerah dimana APK SMP masih rendah
dan merupakan lokasi tempat anak-anak yang belum memperoleh layanan pendidikan
SMP atau yang sederajat. Salah satu cara yang bisa dilakukan pada daerah dengan ciri
seperti tersebut di atas adalah dengan mengembangkan Pendidikan Dasar Terpadu di
SD yang sudah ada atau bisa disebut sebagai SD-SMP Satu Atap. Pengembangan
Pendidikan Dasar Terpadu ini menyatukan lokasi SMP dan lokasi SD dengan
memanfaatkan berbagai sumberdaya dan sarana prasarana yang ada pada SD yang
telah ada tersebut. Namun dalam pelaksanaannya menemui beberapa permasalahan
dalam proses pembelajarannya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka
dikembangkan perangkat pembelaran matematika model Missouri Mathematic
Project (MMP) pokok bahasan teorema Pythagoras.
Berdasarkan uraian latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimanakah proses pengembangan perangkat pembelajaran matematika
Menggunakan Model Missouri Mathematics Project (MMP) Pokok Bahasan
Teorema Pythagoras untuk Siswa Kelas VIII SMP Satu Atap dan bagaimanakah hasil
pengembangan perangkat pembelajaran Matematika Menggunakan Model Missouri
Mathematics Project (MMP) Pokok Bahasan Teorema Pythagoras untuk Siswa Kelas
VIII SMP Satu Atap.
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini secara umum diharapkan
secara teoritis mampu memberikan sumbangan terhadap pembelajaran matematika,
terutama pada peningkatan aktivitas siswa melalui pembelajaran matematika model
Missouri Mathematics Project (MMP) dalam proses pembelajaran matematika.
Perangkat pembelajaran adalah sekumpulan sumber belajar yang
memungkinkan guru dan siswa melakukan kegiatan pembelajaran (Asmani, 2010:
73). Sumber belajar yang dimaksud dalam tulisan ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Buku Siswa, Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Alat evaluasi.
Perangkat pembelajaran tersebut disusun sesuai dengan model Missouri
Mathematicss Project (MMP). model Missouri Mathematicss Project (MMP) adalah
model pembelajaran yang terstruktur dengan baik. Langkah-langkah berurutan yang
diterapkan dalam MMP adalah Review, Pengembangan, Latihan terkontrol,
Worksheet, dan pemberian pekerjaan rumah. MMP memiliki banyak kelebihan,
diantaranya akan lebih banyak materi yang dapat disampaikan kepada siswa, siswa
dapat membangun pengetahuannya sendiri melalui bimbingan guru dan siswa dapat
terampil mengerjakan soal karena banyaknya latihan yang diberikan. Model
pengembangan perangkat yang digunakan adalah model 4D. Model 4-D memiliki
empat tahap pengembangan, yaitu Define (Pendefinisian), Design (Perancangan),
Develop (Pengembangan), dan Disseminate (Penyebaran)
Hasil yang diperoleh dari pengembangan Perangkat yang telah dilakukan
meliputi: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Buku Siswa, Lembar Kerja Siswa, Tes
Hasil Belajar (THB). Dari penilaian yang diberikan validator diperoleh nilai tingkat
kevalidan RPP sebesar 4,08 yang berarti pada kategori valid, nilai tingkat kevalidan
Buku Siswa sebesar 3,92 yang berarti pada kategori cukup valid, nilai tingkat
kevalidan LKS sebesar 4 yang berarti pada kategori valid, dan nilai tingkat kevalidan
Tes Hasil Belajar sebesar 4,06 yang berarti pada kategori valid. Hasil pengamatan
aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran rata-rata dari pertemuan pertama
hingga pertemuan kelima berada pada kategori baik dengan nilai keaktifan rata-rata n
= 80,05%. dengan demikian aktivitas guru dapat dikatakan telah sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran MMP. Dan aktivitas siswa dalam pembelajaran
menunjukkan tingkat keaktifan siswa pada kategori aktif dengan nilai keaktifan
sebesar n = 87%, artinya sebagian besar siswa aktif mengikuti pembelajaran model
MMP dan menunjukkan respon yang positif. Semua siswa senang mangikuti
pembelajaran ini, baik menyangkut suasana pembelajaran, buku siswa dan LKS yang
digunakan, serta cara guru mengajar. | en_US |