Show simple item record

dc.contributor.authorNining Setyowati
dc.date.accessioned2014-01-22T05:36:03Z
dc.date.available2014-01-22T05:36:03Z
dc.date.issued2014-01-22
dc.identifier.nimNIM062110101086
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/20963
dc.description.abstractDifteri masih menjadi masalah di dunia, penyakit ini mulai bermunculan kembali di beberapa provinsi di Indonesia. Jawa Timur termasuk salah satu daerah endemis difteri, dari tahun ke tahun kasus difteri menyebar di beberapa kabupaten/kota. Di Kabupaten Jember, kasus difteri mengalami peningkatan dari tahun 2009 dengan 2 kasus menjadi 6 kasus pada tahun 2010. Kontak orang dengan difteri dapat menjadi carrier (orang yang terinfeksi dengan Corynebacterium diphteriae tetapi yang tidak memiliki gejala-gejala penyakit dan merupakan sumber penularan potensial). Jika tidak segera dicari penyebabnya, maka bisa saja jumlah kasus difteri di Kabupaten Jember akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor yang mempengaruhi kontak positif di Kabupaten Jember. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yang bersifat analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di 6 wilayah kerja puskesmas di Kabupaten Jember. Populasi dalam penelitian ini adalah semua individu kontak difteri yang menjalani pemeriksaan laboratorium pada tahun 2010 dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. Sampel yang digunakan berjumlah 61 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik proporsional random sampling karena untuk menghindari pengambilan sampel yang terpusat pada satu wilayah kerja puskesmas dan simple random sampling dimana semua anggota subpopulasi mempunyai peluang yang sama menjadi sampel penelitian. Analisis data 9 yang digunakan adalah dengan uji regresi logistik dengan α = 0,05 karena variabel dependen berbentuk kategorikal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang secara signifikan mempengaruhi terjadinya kontak positif difteri di Kabupaten Jember adalah umur dengan p-value 0,042 dan keeratan kontak dengan p-value 0,001. Sedangkan faktor yang paling mempengaruhi terjadinya kontak positif difteri adalah keeratan kontak dengan risiko 12,4 kali lebih besar pada kontak difteri serumah dibandingkan pada kontak difteri tetangga, teman sekolah maupun teman bermain. Saran yang dapat diberikan adalah agar dilakukan pemberian profilaksis dengan antibiotik eritromicin, pemberian masker pada kontak positif difteri, ditunjuk pengawas minum obat dalam pemberian profilaksis, pemberian dosis imunisasi diphteria toxoid (Td) tambahan pada usia remaja dan dewasa, dan dilakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait penyimpanan kartu kesehatanen_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries062110101086;
dc.subjectKontak Positif Difterien_US
dc.titleFaktor yang Mempengaruhi Kontak Positif Difteri di Kabupaten Jemberen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record