dc.description.abstract | Permasalahan lain yang sering dialami ODHA adalah stigma negatif di
masyarakat yang menjadikan ODHA memiliki ruang gerak yang sempit karena
dengan diketahuinya identitas dirinya sebagai penderita HIV dan AIDS maka ia akan
mendapatkan perlakuan yang berbeda dibandingkan dengan orang yang menderita
penyakit lain sehingga banyak ODHA yang tidak membuka identitas dirinya.
Dukungan kepada ODHA sangat diperlukan untuk menjaga semangat ODHA dalam
melakukan pengobatan dan kehidupan sehari-hari, supaya mereka tidak lengah dalam
pengobatan yang nantinya dapat memperburuk kesehatannya.
Dengan adanya berbagai perubahan dan permasalahan yang dialami ODHA
maka tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan kualitas hidup ODHA di
Kabupaten Jember berdasarkan karakteristik demografi, sosial, sumber penularan,
stadium penyakit, penggunaan terapi ART, dukungan keluarga dan keikutsertaan
dalam organisasi. Metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan
populasi ODHA di Kabupaten Jember sebanyak 822 ODHA dan sampel sebanyak 44
responden. Penelitian ini dilakukan di RSUD Balung dan RSU dr. Soebandi. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan metode wawancara menggunakan
instrumen WHOQOL-HIV BREFF yang terdiri dari 6 domain dengan 31 pertanyaan.
Data dianalisis menggunakan uji Chi-square untuk mengetahui perbedaan kualitas
hidup ODHA berdasarkan karakteristik demografi, sosial, sumber penularan, stadium
penyakit, terapi ART, dukungan keluarga dan keikutsertaan dalam organisasi. Untuk
mengetahui kualitas hidup berdasarkan domain digunakan uji independent sample t
test.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 43,2% responden
mengatakan kualitas hidupnya biasa-biasa saja dan 4,5% responden mengatakan
sangat baik. Diketahui bahwa domain yang memiliki nilai rata-rata tertinggi adalah
domain spiritual dengan nilai rata-rata 57,7 dan terendah pada domain hubungan
sosial dengan nilai rata-rata 49. Rendahnya domain hubungan sosial ini disebabkan
karena masih adanya stigma negatif yang ada dimasyarakat menyebabkan ODHA
ragu untuk membuka status dirinya dan berinteraksi dengan orang lain seperti ketika
sebelum mereka terinfeksi HIV, maka dari itu domain hubungan sosial ini merupakan
domain yang paling perlu ditingkatkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan kualitas hidup ODHA berdasarkan karakteristik demografi (umur,
jenis kelamin, dan status pernikahan), sosial (pendidikan dan pekerjaan), sumber
penularan, stadium penyakit, terapi ART, dukungan keluarga dan keikutsertaan dalam
organisasi. Jika dilihat dari ke enam domainnya, hanya ditemukan perbedaan yang
signifikan pada domain fisik, psikologis, dan hubungan sosial. Pada domain fisik
ditemukan perbedaan yang signifikan pada variabel keikutsertaan dalam organisasi
dengan p value 0,010. Pada domain psikologis perbedaan signifikan ditemukan pada
variabel stadium penyakit (0,014) dan keikutsertaan dalam organisasi (0,017). Pada
domain hubungan sosial terdapat perbedaan yang signifikan pada variabel dukungan
keluarga (0,011) dan keikutsertaan dalam organisasi (0,048).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan pada kualitas hidup ODHA berdasarkan karakteristik demografi (umur,
jenis kelamin, dan status pernikahan), sosial (pendidikan dan pekerjaan), sumber
penularan, stadium penyakit, terapi ART, dukungan keluarga dan keikutsertaan dalam
organisasi. Serta terdapat perbedaan domain kualitas hidup ODHA yaitu domain
fisik, psikologis dan hubungan sosial pada variabel stadium penyakit, dukungan
keluarga dan keikutsertaan dalam organisasi. Dengan adanya hasil penelitian tersebut
maka terdapat beberapa upaya yang perlu dilakukan seperti penambahan layanan
VCT di Kabupaten Jember untuk menjangkau semua masyarakat di Kabupaten
Jember, mobile VCTjuga perlu diadakan secara rutin sehingga penyakit HIV dan
AIDS ini dapat lebih cepat terdeteksi, dampingan oleh LSM dan juga pihak rumah
sakit juga perlu ditingkatkan tidak hanya kepada ODHA supaya rajin mengakses
layanan kesehatan dan mau mengikuti organisasi-organisasi sosial tetapi juga kepada
keluarga ODHA supaya stigma yang ada di masyarakat akan sedikit-demi sedikit
bergeser. | en_US |