Show simple item record

dc.contributor.authorFreddy Tulus Purba
dc.date.accessioned2014-01-22T02:29:57Z
dc.date.available2014-01-22T02:29:57Z
dc.date.issued2014-01-22
dc.identifier.nimNIM070910301143
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/20539
dc.description.abstractSetiap manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya bantuan orang lain untuk hidup bersama atau berkelompok dengan manusia lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia perlu melakukan interaksi satu sama lainnya. Selain itu untuk mempertahankan dan melangsungkan hidup manusia butuh adanya sebuah keluarga yang dapat memberikan suatu ikatan lahir batin antara dua jenis manusia yang berlainan yaitu pria dan wanita sehingga tercapai tujuan untuk menciptakan rumah tangga yang rukun, bahagia sejahtera melalui ikatan yang disebut pernikahan. Pada saat ini banyak pasangan yang melakukan pernikahan usia dini. Di bangku SMU melakukan pernikahan ketika masih dalam studi masih menjadi perdebatan, tidak demikian halnya di perguruan tinggi. Mahasiswa diperbolehkan melakukan pernikahan disaat mereka berada di bangku kuliah. Adanya pernikahan di kalangan mahasiswa kadangkala merupakan suatu alternatif untuk memenuhi kebutuhan. Dimana pada usia ini mereka sudah memasuki usia pernikahan apalagi didorong oleh era transformasi budaya saat ini, sehingga ada banyak di kalangan mahasiswa mengambil alternatif untuk menikah di pertengahan studi yang mungkin dianggap sebagai langkah antisipasi dalam menghadapinya. Norma-norma yang ada di masyarakat berubah cepat, yang mungkin belum pernah dialami orang tua sebelumnya. Dimana perkembangan zaman telah berkembang di beberapa daerah, seperti yang terjadi di kabupaten Jember. Di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Negeri Jember terdapat fenomena dimana mahasiswi yang telah menikah, pada umumnya mahasiswi akan tidak dapat menyelesaikan kuliah tepat pada waktunya. Hal tersebut dapat membuang-buang waktu dan menghambat mahasiswi tersebut apabila ingin mencari suatu pekerjaan untuk membantu perekonomian keluarga. Perempuan yang sudah menikah serta berkuliah di perguruan tinggi mempunyai peran yang lebih besar dibandingan dengan mahasiswi yang belum menikah. Mahasiswi yang sudah berumah tangga, mereka harus menyesuaikan diri mereka baik itu dengan kegiatan studinya dan juga rumah tangganya. Mahasiswi yang sudah menikah seringkali harus mengatur waktu antara tanggung jawab dalam keluarga dan tanggung jawab akan pendidikan. Hal ini dikarenakan seorang mahasiswa yang telah menikah harus mampu membagi waktu untuk bekerja, waktu untuk keluarga dan waktu untuk pendidikan. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan Penelitian ini akan mendeskripsikan Dampak Pernikahan Mahasiswi Di Masa Studi. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dan jenis penelitiannya adalah deskriptif. Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dan menemukan 10 orang informan, yaitu 7 sebagai informan pokok, 3 sebagai informan tambahan. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi wawancara mendalam (indept interview) semi terstruktur, observasi partisipan pasif, dan dokumentasi. Dalam menguji keabsahan data, penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi. Lokasi penelitian di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember.Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 16 Mei sampai 17 Juli 2012.Penulis mendeskripsikan dampak-dampak yang ditimbulkan dari pernikahan yang dilakukan pada saat masih aktif dalam perkuliahan. Masalahmasalah yang timbul seperti masa hamil, sibuk mengurus rumah tangga, mengurus anak, masalah keuangan akan berdampak konsentrasi mahasiswi tersebut berkurang di dalam kegiatan perkuliahan. Pengaruh yang timbul akibat konsentrasi yang berkurang berdampak frekuensi kehadiran dalam perkuliahan berkurang. Pengaruh- pengaruh tersebut akan berdampak turunnya nilai akademik. Terdapat juga pengaruh yang positif yang muncul dari pernikahan yang dilakukan mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Negeri Jember disaat masih aktif kuliah. Dimana pengaruh tersebut itu berupa adanya dorongan motivasi dari orangtua, suami dan juga teman-teman akan dapat membuat mahasiswi yang tertekan akibat masalahmasalah yang sedang dihadapi menjadi lebih semangat dalam menjalankan perkuliahan. Kehadiran anak di dalam pernikahan, walaupun akan berdampak mahasiswi memerlukan tenaga ekstra untuk mengurus anak dan juga melakukan seluruh kegiatan perkuliahan. Nyatanya anak dapat memberikan sebuah motivasi bagi mahasiswi tersebut untuk tetap melanjutkan perkuliahan sampai selesai. Dengan menyelesaikan perkuliahan mahasiswi tersebut dapat mencari pekerjaan agar dapat membantu keuangan keluarga untuk membiayai keperluan sang anak kelak. Teman- teman perkuliahan yang mengetahui mahasiwi tersebut telah menikah pada umumnya juga akan memperlihatkan sikap simpatik dengan memberikan dukungan dan memberikan perhatian ke mahasiswi tersebut agar dapat menyelesaikan perkuliahannya sampai selesai.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries070910301143;
dc.subjectPernikahan, Dampak, Mahasiswien_US
dc.titleDAMPAK PERNIKAHAN MAHASISWI DI MASA STUDI (Studi Deskriptif pada Mahasiswi FISIP Universitas Jember yang Telah Menikah)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record