dc.description.abstract | Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman guru
bidang studi matematika tentang assessment, proses pengembangan assessment dan
pelaksanaan assessment guru bidang studi matematika SMP di Kecamatan Tempeh.
Penelitian ini dilakukan di SMPN 1 Tempeh, SMPN 2 Tempeh, SMPN 3 Tempeh,
SMP Asy Syarify Tempeh, SMP Islam Tempeh, dan SMP Islam Pulo. Pengumpulan
data dilakukan pada tanggal 9-18 September 2013 dengan jumlah responden 16 guru
bidang studi matematika dari 6 SMP yang ada di Kecamatan Tempeh. Penelitian ini
merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan survai. Selain menggunakan
pendekatan survei, penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan
dokumentasi.
Pemahaman guru bidang studi matematika SMP mengenai assessment
meliputi pengertian assessment, perbedaan assessment, evaluasi, tes dan pengukuran,
aspek assessment, landasan (undang-undang/peraturan pemerintah) tentang
assessment, manfaat assessment, tujuan assessment, teknik-teknik assessment,
prinsip-prinsip assessment. Tingkat pemahaman guru bidang studi matematika SMP
di Kecamatan Tempeh tentang assessment matematika terdiri dari 8 indikator dan
secara rinci diperoleh 18,75% telah mengetahui pengertian assessment, 50,00%
mengerti bahwa assessment, evaluasi, tes dan pengukuran memiliki pengertian yang
berbeda, 93,75% mengerti aspek-aspek assessment, 25,00% mengetahui landasan
undang-undang/peraturan pemerintah mengenai assessment, 43,75% mengetahui
manfaat assessment, 100,00% mengetahui tujuan assessment, 62,50% mengetahui
teknik-teknik assessment, dan 87,50% telah mengetahui prinsip-prinsip assessment.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa guru bidang
studi matematika di Kecamatan Tempeh kurang paham mengenai assessment dengan
tingkat persentase sebesar 60,17% sesuai dengan kriteria pemahaman assessment
yang telah ditetapkan sebelumnya. Pemahaman guru dikatakan kurang apabila
persentase rata-rata dari 8 indikator .
Pada pengembangan assessment yang dilakukan guru bidang studi
matematika SMP di Kecamatan Tempeh, sebanyak 75,00% responden telah
mengembangkan assessment, 18,75% tidak mengembangkan assessment, 6,25%
tidak memberikan jawaban. Sebanyak 31,25% mengembangkan satu kali dan
digunakan kembali pada kegiatan assessment selanjutnya, 43,75% mengembangkan
beberapa kali sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah, 6,25% mengembangkan
beberapa kali dan digunakan kembali dalam assessment berikutnya. Jenis tagihan
yang paling sering dikembangkan adalah ulangan harian, tugas individu, tugas
kelompok, dan kuis. Instrumen penilaian yang paling sering dikembangkan adalah
uraian obyektif, pilihan ganda dan jawaban singkat.
Assessment yang dilaksanakan guru bidang studi matematika meliputi
mengetahui langkah-langkah perencanaan assessment, penerapan langkah-langkah
perencanaan assessment, mangetahui langkah-langkah pelaksanaan assessment,
penerapan langkah-langkah pelaksanaan assessment, aspek/ranah yang diterapkan
dalam pelaksanaan assessment, prinsip-prinsip yang diterapkan selama melaksanakan
assessment, teknik-teknik assessment yang digunakan guru, perbedaan assessment
matematika dengan mata pelajaran lain. Assessment yang dilaksanakan oleh guru
bidang studi matematika SMP di Kecamatan Tempeh kurang sesuai dengan yang
dianjurkan oleh BSNP, hal ini dapat dilihat dari hasil rata-rata persentase berdasarkan
analisis setiap indikator pelaksanaan assessment yaitu sebanyak 53,91%. Sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan bahwa pelaksanaan assessment dikatakan telah
sesuai dengan yang dianjurkan oleh BSNP apabila rata-rata persentase jawaban
responden untuk 8 indikator .
Rincian jawaban untuk 8 indikator pada pelaksanaan assessment yaitu
sebanyak 75,00% mengetahui langkah-langkah perencanaan assessment, 62,50%
mengetahui penerapan langkah-langkah perencanaan assessment, 37,50% mengetahui
langkah-langkah pelaksanaan assessment, 56,25% mengetahui penerapan langkahlangkah
pelaksanaan assessment, 68,75% guru telah menerapkan aspek assessment
matematika yaitu lebih menitikberatkan pada aspek kognitif dan afektif sedangkan
aspek psikomotor kurang dominan. Responden beralasan karena pada pelajaran
matematika aspek kognitif dan afektif lebih dominan sedangkan psikomotor/praktik
kurang dominan, karena pada pokok bahasan matematika sedikit yang dapat diukur
aspek psikomotornya, contoh tentang pengukuran psikomotor/skill siswa pada
pembelajaran matematika adalah pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar
materi siswa Kelas VIII, yaitu dengan memberikan tugas proyek kepada siswa untuk
membuat jaring-jaring bangun ruang sisi datar dengan menggunakan kertas karton
dan keterampilan siswa dapat dilihat dari hasil jaring-jaring yang dibuat siswa,
37,50% menerapkan prinsip-prinsip assessment sesuai BSNP, 31,25% menerapkan
teknik-teknik assessment matematika, 62,50% berpendapat assessment matematika
berbeda dari assessment matematika pada mata pelajaran lain. | en_US |