dc.description.abstract | Spodoptera litura (Lepidoptera; Noctuidae) termasuk serangga hama yang
dapat menimbulkan kerugian ekonomi pada beberapa komoditi pertanian karena
bersifat polifag. Dalam mengendalikan S. litura, insektisida sintetik kimiawi lebih
banyak digunakan oleh petani dibandingkan bioinsektisida. Pengendalian S. litura
dengan menggunakan insektisida sintetik kimiawi dapat menyebabkan beberapa
masalah lingkungan seperti resistensi dan resurjensi. Untuk menekan dampak negatif
dari penggunaan insektisida sintetik seperti resistensi dan resurjensi hama, digunakan
pengendalian alternatif dengan pemanfaatan patogen serangga yang mempunyai daya
bunuh spesifik, lebih kompatibel terhadap musuh alami (predator dan parasitoid) dan
tidak mencemari lingkungan hidup. Patogen serangga yang dapat digunakan sebagai
bioinsektisida adalah Beauveria bassiana.
Penelitian ini menggunakan dua isolat B. bassiana dan tiga metode paparan
terhadap serangga uji (S. litura). Isolat B. bassiana diperoleh dari Puslit Koka (Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao) Jember hasil isolasi dari ordo Lepidoptera dan PPAH
(Pusat Pengembangan Agens Hayati) Jombang hasil isolasi dari ordo Coleoptera.
Metode paparan yang digunakan adalah metode celup, semprot ulat dan semprot
pakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat patogenisitas dari dua
isolat dan tiga metode paparan B. bassiana. Rancangan penelitian menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial, faktor yang digunakan adalah metode
paparan dan asal isolat B. bassiana. Perlakuan diulang sebanyak tiga kali, pada tiap
ulangan digunakan 10 larva S. litura instar tiga.
Tahapan penelitian ini adalah (1) mempersiapkan serangga uji, yaitu larva S.
litura instar tiga keturunan kedua yang diperoleh dari proses rearing; (2) suspensi B.
bassiana dibuat dengan beberapa pengenceran, kemudian kerapatan spora dihitung
sampai ditemukan 108 konidia/ml menggunakan hemacytometer dengan rumus
v
( x10
nx0,25
txd
S = ). (3) Larva S. litura yang akan diperlakukan dipuasakan selama 24
jam. Pada metode celup, serangga uji (S. litura instar tiga) dicelupkan kedalam
suspensi B. bassiana selama 30 detik, dikeringanginkan selama 30 detik kemudian
dimasukkan ke dalam petridish steril. Metode semprot ulat, 30 larva S. litura instar tiga
disemprot dengan 9 ml suspensi B. bassiana, dikeringanginkan selama 30 detik
kemudian dimasukkan ke dalam petridish steril. Metode semprot pakan, permukaan
pakan atas dan bawah disemprot dengan 9 ml suspensi B. bassiana, dikeringanginkan
selama 30 detik kemudian dimasukkan ke dalam pertidish steril. (4) Parameter
pengamatan adalah mortalitas dan mikosis yang terjadi setelah perlakuan. (5) Data
yang diperoleh dianalisis dengan anova dan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test)
pada taraf 5 persen untuk mengetahui pengaruh interaksi perlakuan pada mortalitas dan
mikosis. Uji LT50 dan LT90 digunakan untuk mengetahui tingkat patogenesitas isolat
dan metode paparan terhadap serangga uji (S. litura).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mortalitas tertinggi terdapat pada
kombinasi perlakuan antara isolat dari Puslit Koka Jember dan metode celup sebesar
68,85 persen (hasil telah ditransformasi dengan arcsinus) (F (2;12) = 15,47; P = 0,00).
Mortalitas terendah terdapat pada kombinasi perlakuan antara antara isolat dari Puslit
Koka Jember dan metode semprot pakan sebesar 26,67 persen
(hasil telah ditransformasi dengan arcsinus) (F (2;12) = 15,47; P = 0,00). Mikosis
tertinggi terdapat pada kombinasi perlakuan antara metode semprot ulat dan isolat dari
Puslit Koka Jember sebesar 30,99 persen (hasil telah ditransformasi dengan arcsinus)
(F (2;12) = 6,21; P = 0,01). LT50 dan LT90 tertinggi terdapat pada kombinasi perlakuan
antara metode celup dan isolat B. bassiana dari Puslit Koka Jember sebesar 3,71 hari
dan 6,78 hari. Dari uraian, dapat disimpulkan bahwa metode celup dan isolat
B. bassiana dari Puslit Koka tingkat patogenesitasnya lebih tinggi daripada isolat
B. basiana dan metode paparan yang lain. | en_US |