dc.description.abstract | Pemanfaatan kayu dalam bidang konstruksi sejauh ini masih terbatas pada
pemakaian non struktur dan masih jarang dalam pemanfaatan struktur utama berupa
kolom ataupun balok. Kayu memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan dengan
beton dan baja, misalnya dalam hal keindahan, lebih ringan, mudah dalam
pengerjaannya dan relatif lebih ekonomis. Anshari (2006) menjelaskan bahwa salah
satu cara untuk mengoptimalkan fungsi kayu sebagai struktur bangunan adalah
dengan menggabungkan satu atau lebih jenis kayu yang direkatkan menjadi satu
kesatuan yang dalam bahasa asing biasa disebut glue-laminated (glulam) timber.
Untuk menghasilkan suatu balok kayu laminasi yang memenuhi standar struktur,
pada proses perancangan salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah proses
pengempaan. Pengempaan yang terlalu rendah menyebabkan cacat perekatan, seperti
melepuh, perekat tebal, dan pecah muka. Pengempaan terlampau tinggi juga
menyebabkan cacat perekatan seperti kurang perekat atau tembus akibat penetrasi
berlebih (dalam Anshari, 2006). Hal tersebut yang melatarbelakangi penelitian
tentang “Lama Waktu Pengempaan Optimum untuk Menghasilkan Kuat Lentur
Maksimum Kayu Laminasi dari Kayu Meranti dan Keruing”.
Pada penelitian ini akan diteliti mengenai variasi lamanya waktu pengempaan
selama 3 jam, 6 jam, 12 jam dan 24 jam terhadap berbagai kombinasi kayu laminasi
dari kayu Meranti dan Keruing dengan memakai perekat Melamin Formaldehyde.
Besarnya tekanan kempa yang diberikan sebesar 0,6 MPa. Penelitian ini dilakukan
untuk mendapatkan lama waktu pengempaan yang optimum sehingga menghasilkan
kekuatan lentur maksimum pada balok kayu laminasi dan untuk memperoleh
vii
http://digilib.unej.ac.id
http://digilib.unej.ac.id
http://digilib.unej.ac.id
http://digilib.unej.ac.id
http://digilib.unej.ac.id
http://digilib.unej.ac.id
http://digilib.unej.ac.id
http://digilib.unej.ac.id
http://digilib.unej.ac.id
http://digilib.unej.ac.id
http://digilib.unej.ac.id
http://digilib.unej.ac.id
http://digilib.unej.ac.id
http://digilib.unej.ac.id
http://digilib.unej.ac.id
kombinasi kayu laminasi yang memiliki kuat lentur maksimum dari kombinasi kayu
Keruing dan Meranti.
Dari hasil pengujian diperoleh nilai kuat lekat tertinggi pada kombinasi
Keruing Meranti Keruing (KMK) adalah pada waktu pengempaan selama 12 jam
yaitu sebesar 82,72 kg/cm
2
, sedangkan untuk kombinasi Meranti Keruing Meranti
(MKM) terjadi pada waktu pengempaan selama 24 jam yaitu sebesar 51,85 kg/cm
.
Besarnya nilai kuat lekat pada kombinasi KMK dan MKM yang menghasilkan
perbedaan mencolok hanya terjadi pada lama waktu pengempaan 6 jam dan 12 jam
saja, sedangkan pada pengempaan 12-24 jam tidak jauh berbeda. Untuk kuat lekat
kombinasi Keruing Keruing Keruing (KKK) dan Meranti Meranti Meranti (MMM)
secara berturut-turut memiliki nilai kuat lekat tertinggi pada waktu pengempaan
selama 24 jam dan 6 jam dengan nilai kuat lekat sebesar 68,52 kg/cm
dan 45,37
kg/cm
2
. Dilakukannya pengujian pada kombinasi KKK dan MMM adalah sebagai
rujukan dalam mengambil kesimpulan waktu pengempaan yang optimum.
Sedangkan untuk hasil pengujian balok laminasi pada tekanan kempa 0,6 MPa
dengan lama waktu pengempaan 12 jam untuk kombinasi KMK menghasilkan
tegangan lentur maksimum rerata sebesar 527,16 kg/cm
viii
2
dengan lendutan rerata
maksimal yang dicapai 8,21 mm, sedangkan untuk kombinasi MKM menghasilkan
tegangan lentur maksimum rerata sebesar 460,90 kg/cm
2
dengan lendutan rerata
maksimal yang dicapai 11,95 mm. Berdasarkan hasil analisa dapat disimpulkan
bahwa waktu pengempaan yang optimum adalah selama 12 jam dan untuk kombinasi
balok yang lebih efisien adalah kombinasi balok KMK | en_US |