Show simple item record

dc.contributor.authorNeny Purwahyuningrum
dc.date.accessioned2013-12-02T01:24:56Z
dc.date.available2013-12-02T01:24:56Z
dc.date.issued2013-12-02
dc.identifier.nimNIM062210101034
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/2034
dc.description.abstractSesak napas merupakan suatu istilah yang menggambarkan suatu persepsi subjektif mengenai ketidaknyamanan bernapas yang terdiri dari berbagai sensasi yang berbeda intensitasnya. Penyakit penyebab sesak napas meliputi, asma dan PPOM. Pada dekade terakhir ini prevalensi asma meningkat bahkan dibeberapa negara dilaporkan telah terjadi kenaikan prevalensi morbiditi dan mortaliti penderita asma. Hal ini diduga karena keterlambatan diagnosis dan pemberian terapi yang kurang adekuat. PPOM merupakan penyakit paru kronis yang ditandai dengan hambatan aliran udara di saluran nafas, umumnya progresif tidak sepenuhnya reversibel. Kejadian meningkat dengan makin banyaknya jumlah perokok (90% penderita PPOM adalah perokok atau mantan perokok). Penelitian dilakukan secara non-eksperimental deskriptif dengan pendekatan prospektif kohort. Bahan penelitian yang digunakan adalah lembar observasi pasien asma dan PPOM di UGD RS Paru Jember mulai tanggal 1 Januari – 31 Maret 2010 sebanyak 72 sampel. Data yang ada dibuat rekap dalam sebuah tabel induk, kemudian dianalisa secara deskriptif mengenai gambaran profil demografi pasien (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, riwayat perokok, dan domisili pasien), profil pengobatan (jenis obat, rute pemberian, dosis obat, derajat sesak napas, wheezing, ronchi), durasi penurunan sesak napas dengan pengobatan sesuai standar RS Paru Jember, dan hubungan antara profil demografi pasien (jenis kelamin, umur pasien, pendidikan, dan pekerjaan), ciri fisik (wheezing dan ronchi) dengan durasi kesembuhan. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh profil demografi pasien dyspnea (asma dan PPOM) berdasarkan jenis kelamin sebagian besar adalah pasien laki-laki sebesar 59,72%. Umur pasien 61-70 tahun 31,94%. Pasien berpendidikan SD 61,11%. Pekerjaan sebagai petani 34,72%. Pasien bukan perokok 52,8% lebih banyak daripada pasien perokok sebanyak 47,2%. Pasien yang berdomisili di Jember 87,5%. Untuk profil pengobatan pasien ditinjau dari segi pengobatan yang paling banyak digunakan selama penelitian (Januari-Maret 2010) adalah pemberian O2 82%, drip aminofilin 71%, inf. RL:DS = 1:2 sebanyak 81%, nebulisasi 72%. Pasien dengan derajat napas tergolong sesak napas berat lebih banyak. Pasien dengan wheezing (-) dan Masuk Rumah Sakit (MRS) paling banyak yaitu 42%. Pasien dengan ronchi (+) dan MRS paling banyak sebesar 57%. Pada durasi kesembuhan paling banyak pasien yang dinyatakan MRS (tidak sembuh) dengan durasi >120 menit sebanyak (79%). Rata-rata kesembuhan pasien 33 menit dengan nilai RSD ≥ 6,58, sehingga pasien dengan durasi < 33 menit setelah pemberian obat serta sesak napas hilang (berkurang) maka pasien dinyatakan boleh pulang (sembuh), dan pasien dengan durasi ≥ 33 menit setelah pemberian obat serta masih sesak napas maka dinyatakan gagal sehingga pasien harus MRS dan mendapat pengobatan lebih lanjut. Untuk hasil uji statistik dengan chi-square epi info didapatkan antara profil demografi pasien dengan tingkat kesembuhan tidak ada perbedaan yang signifikan antara profil demografi pasien (Jenis kelamin nilai P value = 0,66; umur pasien nilai P value = 0,31; pendidikan nilai P value = 0,16; pekerjaan nilai P value = 0,86) dengan durasi kesembuhan, karena nilai P value pada profil demografi pasien lebih besar dari 0,05. Hasil uji statistik akan signifikan jika nilai P value tidak lebih dari 0,05. Begitu juga antara ciri fisik tidak adanya perbedaan yang signifikan (wheezing nilai P value = 0,86 sedangkan ronchi nilai P value = 0,57) dengan tingkat kesembuhan karena nilai P value lebih besar dari 0,05.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries062210101034;
dc.subjectPenyakit Paru Obstruktif Menahun, Regimen Standar, Sesak Napasen_US
dc.titleSTUDI DURASI PENYEMBUHAN SESAK NAPAS DENGAN REGIMEN STANDAR PADA PENDERITA ASMA DAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF MENAHUN DI UNIT GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT PARU JEMBERen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record