Show simple item record

dc.contributor.authorIndah Mutmainah
dc.date.accessioned2014-01-22T00:58:51Z
dc.date.available2014-01-22T00:58:51Z
dc.date.issued2014-01-22
dc.identifier.nimNIM070910301112
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/20317
dc.description.abstractPenelitian ini ingin mengetahui proses pengambilan keputusan laki-laki untuk menjadi seorang waria, serta kendala yang dihadapi dalam prosesnya untuk menjadi seorang waria di Jalan Jawa, Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember dalam usaha pemenuhan kebutuhan bathiniah guna meningkatkan kesejahteraan seorang waria secara pribadi dan individu. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi, serta dianalisis menggunakan analisis studi kasus. Hasinya: proses pengambilan keputusan laki-laki menjadi seorang waria sangatlah unik. Karena antara proses pengambilan keputusan waria yang satu dengan waria yang lainnya berbeda dan tidak ada kesamaan sedikitpun. Keunikan ini terjadi karena dalam setiap proses pengambilan keputusan dinamika social yang ada dalam setiap proses pengambilan keputusan yang satu dengan proses pengambilan keputusan yang lain berbeda. Proses pengambilan keputusannya seorang laki-laki untuk menjadi waria dilakukan dalam beberapa tahap yaitu (i) tahap perumusan masalah, permasalahan dalam proses pengambilan keputusan TBS untuk menjadi seorang waria adalah penolakan yang dilakukan oleh para tetangga dan teman sekolah TBS. Namun dalam hal ini pihak keluarga TBS tidak melarang TBS untuk menjadi waria. Sedangkan yang menjadi permasalahan dalam proses pengambilan keputusan NVI adalah penolakan oleh keluarga, tetangga maupun teman sekolah NVI. Namun dalam hal ini NVI memperoleh dukungan dari teman-teman sesama warianya. (ii) Pengumpulan informasi, dalam hal ini informasi yang dikumpulkan oleh TBS berupa informasi tentang pekerjaan yang banyak dan cocok untuk waria, organisasi waria dan bagaimana waria itu. Informasi tersebut diperolehnya dari artikel terkait. x Sementara informasi yang dikumpulkan oleh NVI berupa informasi tentang bagaimana caranya agar NVI bisa diterima kembali oleh keluarganya sebagai seorang waria, cara bertahan hidup dan bagaimana waria itu. Informasi tersebut diperolehnya dari teman- teman sesama waria di dalam anggota orkes yang diperoleh dengan cara berdiskusi (iii) Mencari alternatif tindakan, pada tahap ini alternatif yang dipilih TBS dan NVI hanyalah menjadi seorang waria sebab menjadi seorang waria adalah keinginan TBS dan NVI sejak kecil dan dengan menjadi seorang waria TBS dan NVI akan merasa nyaman dan senang. (iv) Analisis alternatif yang fisibel, dalam tahap ini TBS hanyalah menganalisis mengenai bagaimana repon para tetangganya. Sementara NVI menganalisis mengenai bagaimana cara menghadapi ibu NVI dan respon yang diberikan oleh para tetangganya. (v) Memilih alternative terbaik, menurut TBS dan NVI alternatif terbaik dalam hal ini adalah dengan menjadi seorang waria. (vi) Tindakan, dalam hal ini yang dilakukan pertama kali oleh TBS adalah memberi tahu pihak keluarga mengenai keputusannya untuk menjadi seorang waria, kemudian berbelanja kebutuhannya sebagi seorang waria dan melakukan usaha agar dirinya bisa tampil seperti perempuan pada layaknya, serta memberanikan diri keluar rumah sebagai seorang waria. Sementara tindakan yang dilakukan pertama kali oleh TBS adalah berbelanja kebutuhannya sebagai seorang waria kemudian melakukan usahausaha pembentukan tubuh dan perawatan kulit serta wajah sehingga NVI bisa terlihat seperti perempuan dan menjadi waria secara utuh. Setiap tahap yang dilalui pasti ada Kendala yang harus dihadapi, kendala dalam proses pengambilan keputusan TBS menjadi seorang waria adalah berupa cibiran dari para tetangga dan teman-teman sekolah TBS sewaktu TBS bersekolah. Sementara kendala yang dihadapi NVI dalam prosesnya menjadi seorang waria berupa penolakan dan cibiran dari pihak keluarga, tetangga dan teman-teman sekolah NVI sewaktu NVI bersekolah. Keinginan seorang laki- laki untuk menjadi waria yang kebanyakan mereka rasakan sejak kecil inilah yang membuat laki- laki tersebut tidak memiliki keinginan untuk mengurungkan niat mereka menjadi seorang waria. Kelainan tersebut akan xi semakin menguat jika dalam kesehariannya mereka mendapat perlakuan dan dukungan dari lingkungan sekitar termasuk dari keluarga, teman dan tetangga dekatnya. Namun meskipun banyak masalah yang dihadapi oleh seorang laki- laki ketika berproses menjadi seorang waria hal tersebut tidaklah kemudian mengurungkan niat mereka untuk menjadi seorang waria dan tetap pada kodratnya yakni menjadi seorang laki- laki. mereka meyakini bahwasannya dengan merubah diri mereka menjadi seorang waria maka mereka akan mendapatkan kebahagiaan secara batiniah sehingga mereka akan merasa sejahtera. Saran dalam penelitian ini diantaranya yakni : a. Untuk mencegah timbulnya waria baru, maka Pola asuh dalam keluarga terutama orang tua harus sesuai dengan tugas dan fungsinya b. Jika ada anak menunjukkan perilaku yang mengarah pada pola tingkah laku waria maka sebaiknya tidak memberikan penguatan berupa dukungan terhadap pola tingkah laku tersebut c. Mengingat banyaknya kendala dalam proses pengambilan keputusan laki-laki menjadi waria maka sebaiknya laki-laki tetap pada kodratnya menjadi laki-laki d. Masyarakat hendaknya memberikan ruang gerak terhadap waria dan eks. waria untuk melakukan interaksi sosial dengan lingkungan masyarakat dan sesama anggota waria e. Terhadap sesama waria harus saling memberikan dukungan untuk menguatkan waria secara psikologis dalam rangka menghadapi kendala yang adaen_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries070910301112;
dc.subjectPENGAMBILAN KEPUTUSANen_US
dc.titlePROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN LAKI-LAKI MENJADI WARIA (Studi Kasus, Waria di Jalan Jawa, Kecamatan Sumber Sari, Jember)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record