dc.description.abstract | Pendidikan memiliki peranan penting untuk menjmin kelangsungan hidup
suatu negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan
dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan juga berperan dalam
menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) pada era globalisasi
ini. Salah satu ilmu yang berperan penting dalam perkembangan IPTEK adalah
matematika. Dapat dikatakan bahwa matematika merupakan ilmu yang mendasari
bidang studi yang lain. Matematika diajarkan di semua jenjang pendidikan formal
mulai dari SD/SMP/MTS, hingga SMA/MA/sederajat. Sebagaimana disebutkan
dalam kurikulum SMK (1993:5) bahwa fungsi pelajaran matematika adalah: (1) alat
bantu/penunjang dalam mempelajari bahan kajian/mata pelajaran kejuruan, lainnya
pada aspek perhitungan dan logika penyelesaian masalah; dan (2) dasar
pengembangan diri untuk kemajuan ilmu dan teknologi dalam hal penyesuaian diri
(adaptif) serta memakai konsep matematika (pragmatif), karena dapat membantu
memperjelas permasalahan melalui abstraksi /idealisasi yang mengarah pada proses
objektivitas dan efektifitas yang tinggi. Untuk meningkatkan dan mengembangkan
proses belajar mengajar, terdapat beberapa teori belajar yang dapat diterapkan salah
satunya adalah teori Bruner.
Perangkat pembelajaran adalah sekumpulan sumber belajar yang
memungkinkan siswa dan guru melakukan kegiatan pembelajaran (Hobri, 2010: 31).
Perangkat pembelajaran yang dimaksud dalam tulisan ini adalah Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Buku Siswa, Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Tes
Hasil Belajar (THB). Perangkat pembelajaran tersebut dikembangkan sesuai dengan
teori Bruner. Salah satu pelopor aliran psikologi kognitif adalah Jerome S. Bruner.
Bruner banyak memberikan pandangan kognitif mengenai perkembangan kognitif
manusia, bagaimana manusia belajar, hakikat pendidikan selain teori belajar dan teori
pengajaran yang dikemukakannya. Jerome S. Bruner dalam teorinya (dalam
Suherman E., 2003:43) menyatakan bahwa belajar matematika akan lebih berhasil
jika proses pengajaran diarahkan kepada konsep-konsep dan struktur-struktur yang
terbuat dalam pokok bahasan yang diajarkan, di samping hubungan yang terkait
antara konsep-konsep dan struktur-struktur. Dengan mengenal konsep dan struktur
yang tercakup dalam bahan yang sedang dibicarakan, anak akan memahami materi
yang harus dikuasainya itu. Ini menunjukkan bahwa materi yang mempunyai suatu
pola atau struktur tertentu akan lebih mudah dipahami dan diingat anak. Model
pengembangan perangkat yang digunakan adalah model 4-D (Four-D Model) yang
dikembangkan oleh S. Thiagarajan, Dorothy S, Semmel, dan Melvyn I. Semmel.
Model 4-D memiliki empat tahap pengembangan, yaitu define (pendefinisian),
design ( perancangan), develop (pengembangan), dan disseminate (penyebaran).
Hasil yang diperoleh dari pengembangan perangkat yang telah dilakukan
meliputi: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Buku Siswa, Lembar Kerja Siswa, Tes
Hasil Belajar (THB). Perangkat yang telah dikembangkan selanjutnya divalidasi oleh
para validator untuk mengetahui kevalidan perangkat tersebut. Apabila perangkat
pembelajaran valid, maka siap digunakan untuk uji coba. Analisis penilaian yang
diberikan oleh validator diperoleh nilai tingkat kevalidan RPP sebesar 0,85 yang
memiliki interpretasi kevalidan sangat tinggi, nilai tingkat kevalidan buku siswa
sebesar 0,867 yang memiliki interpretasi kevalidan sangat tinggi, nilai tingkat
kevalidan LKS sebesar 0,833 yang memiliki interpretasi kevalidan sangat tinggi, dan
nilai tingkat kevalidan THB sebesar 0,867 yang memiliki interpretasi kevalidan
sangat tinggi. Dengan demikian, dihasilkan perangkat pembelajaran yang valid dan
siap digunakan sebagai perangkat pembelajaran matematika berdasarkan teori Bruner.
Setelah dilakukan uji coba diperoleh hasil aktivitas guru dalam mengelola
pembelajaran rata-rata dari pelaksanaan RPP 1 hingga RPP 3 berada pada kategori
sangat tinggi dengan angka korelasi keaktifan rata-rata 0,94. Dengan demikian
aktivitas guru dapat dikatakan telah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran
berdasarkan teori Bruner. Dan aktivitas siswa dalam pembelajaran menunjukkan
tingkat keaktifan siswa pada kategori sangat tinggi dengan angka korelasi keaktifan
rata-rata 0,84, artinya sebagian besar siswa aktif mengikuti pembelajaran. Dengan
nilai keaktifan siswa dan guru yang sangat tinggi maka kualifikasi kepraktisan
perangkat pembelajaran juga sangat tinggi. Respon siswa terhadap pembelajaran
matematika berdasarkan teori Bruner positif. Terbukti dari analisis angket respon
siswa, diperoleh angka korelasi sebesar 0,941 dengan interpretasi yang sangat tinggi.
Interpretasi menunjukkan bahwa kefektifan perangkat pembelajaran sangat tinggi.
Perangkat pembelajaran memiliki kualifikasi kevalidan, kepraktisan, dan kefektifan
yang sangat tinggi, sehingga tidak perlu dilakukan revisi dan validasi kembali
terhadap perangkat yang telah dikembangkan.Perangkat pembelajaran ini telah siap
dipublikasikan guna meningkatkan kualitas pendidikan siswa. Dengan demikian perangkat
pembelajaran yang dihasilkan dapat digunakan dengan baik oleh guru untuk meningkatkan
pemahaman terhadap konsep dan struktur matematika agar mudah diingat dan
bertahan lama, selain itu juga untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam
mempelajari matematika yang diarahkan pada pembentukan vocational skill siswa
dalam proses pembelajaran meskipun dengan penilaian dari indikator yang berbeda. | en_US |