Show simple item record

dc.contributor.authorNora Kumala Lestari
dc.date.accessioned2014-01-22T00:50:58Z
dc.date.available2014-01-22T00:50:58Z
dc.date.issued2014-01-22
dc.identifier.nimNIM031810101120
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/20288
dc.description.abstractDalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai obyek yang menunggu dalam suatu urutan atau antrian di depan fasilitas pelayanan. Salah satu tempat terjadinya antrian adalah terminal. Dalam penelitian ini studi kasus yang dilakukan adalah pada kendaraan bus. Sistem penjadwalan bus sangat diperlukan, karena selain mempermudah para penumpang untuk menentukan waktu pemberangkatan atau waktu tiba di tempat tujuan, juga untuk menghindari terjadinya penumpukan bus yang dapat mengakibatkan keterlambatan, tetapi di terminal Tawang Alun Jember masih sering terjadi kemoloran waktu keberangkatan, sehingga penjadwalan yang sudah ditetapkan tidak berjalan efektif. Dari uraian di atas permasalahan yang dibahas adalah bagaimana aplikasi teori antrian terhadap penentuan efektifitas penjadwalan bus di terminal Tawang Alun Jember, dan apakah karakteristik kinerja sistem antrian dapat menentukan tingkat keefektifan sistem penjadwalan bus. Jika dilihat dari desain fasilitas pelayanan struktur yang digunakan adalah Multi Channel Single Phase. Model antriannya adalah (M/M/C : SIRO/F/F). Berdasarkan analisis uji kesesuaian distribusi tingkat kedatangan dan waktu pelayanan, diperoleh hasil bahwa hitung < tabel, artinya uji kesesuaian baik. Pada hari Senin dan Minggu pukul 07.00-19.00 WIB, sistem operasional fasilitas pelayanan bus di terminal Tawang Alun kurang efektif. Pada hari Senin ratarata tingkat kedatangan bus sebesar 0.117 tiap menit atau 7.02 bus tiap jam dan tingkat pelayanan bus 0,10 tiap menit atau 6.06 bus tiap jam, artinya tiap satu jam bus yang datang lebih banyak daripada bus yang berangkat. Rata-rata waktu pelayanan tiap bus adalah 9,9 menit atau 9-10 menit dengan probabilitas semua jalur fasilitas pelayanan sibuk sebesar 0.19, artinya antrian yang terjadi pada semua fasilitas pelayanan pada hari Senin lebih besar dari hari yang lain, kecuali Minggu. Kondisi ini mengakibatkan rata-rata waktu tunggu bus lebih lama yaitu 2.37% dari 720 menit atau 17.1 menit, dan banyaknya bus yang antri adalah 0.28 tiap menit atau 16.8 bus tiap jam. Sedangkan pada hari Minggu rata-rata kedatangannya sebesar 0.126 bus tiap menit atau 7.56 bus tiap jamnya, dan rata-rata tingkat pelayanannya sebesar 0.106 tiap menit atau 6.36 bus tiap jamnya, hal ini berarti bahwa bus yang datang lebih banyak daripada bus yang berangkat. Dengan rata-rata waktu pelayanan bus 14.3 menit membuat waktu tunggu bus juga semakin lama, sehingga mengakibatkan waktu tunggu bus pada hari Minggu tersebut menjadi 0.388 atau 23,3 menit dan banyaknya bus yang mengantri adalah 2.94 bus tiap jam. Untuk mengatasi ketidakefektifan tersebut ada dua alternatif yang dapat digunakan, yaitu menambah jalur fasilitas pelayanan dan mengurangi waktu pelayanan. Kedua alternatif tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu meningkatkan tingkat pelayanan. Namun dari kedua alternatif tersebut yang paling efektif digunakan adalah alternatif kedua yaitu pengurangan waktu pelayanan. Karena dengan mengurangi waktu pelayanan maka waktu tunggu (antrian) bus yang berlebihan juga akan semakin berkurang tanpa harus mengeluarkan biaya besar. Dengan demikian penjadwalan bus akan lebih efektif.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries031810101120;
dc.subjectAPLIKASI MODEL ANTRIANen_US
dc.titleAPLIKASI MODEL ANTRIAN PADA PENENTUAN EFEKTIFITAS PENJADWALAN BUS DI TERMINAL TAWANG ALUN JEMBERen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record