Show simple item record

dc.contributor.authorWidya Yuniar
dc.date.accessioned2013-12-01T12:41:57Z
dc.date.available2013-12-01T12:41:57Z
dc.date.issued2013-12-01
dc.identifier.nimNIM081810401012
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/2014
dc.description.abstractTandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan salah satu limbah padat pengolahan kelapa sawit yang melimpah. TKKS mempunyai karakteristik berukuran besar, didominasi bahan selulosa dan lignin, dan nilai C/N yang tinggi, sehingga secara alami TKKS sulit didekomposisi. Selulosa yang terdapat dalam TKKS sebesar 45,95 %, hemiselulosa 22,84 %, dan lignin 16,49 %. TKKS selama ini telah digunakan sebagai bahan dasar vermikomposting yang membutuhkan waktu produksi antara 2-3 bulan. Pada vermikomposting terdapat interaksi antara cacing tanah dan mikroorganisme. Salah satu mikroorganisme yang berperan pada proses vermikomposting yaitu kapang selulolitik yang dapat menghasilkan selulase untuk mendegradasi kandungan selulosa pada TKKS. Tujuan dari penelitian ini yaitu identifikasi kapang selulolitik yang terdapat dalam proses vermikomposting yang memiliki potensi dalam menghasilkan selulase. Metode yang digunakan dalam penelitan ini terdiri dari (i) isolasi kapang dari vermikomposting TKKS yang masih dalam proses, dilanjutkan (ii) skrining kapang selulolitik secara semikuantitatif pada CMC plate dan TKKS, kemudian (iii) uji aktivitas enzim selulase pada substrat CMC 0,5 % dan TKKS 0,5 %, dan diakhiri dengan (iv) identifikasi kapang terpilih sampai tingkat genus berdasarkan Introduction to Food-Borne Fungi dan Jurnal Fungal Diversity. Sebanyak 13 isolat kapang berhasil diisolasi dari vermikomposting TKKS, 10 isolat diantaranya adalah kapang selulolitik. Sedangkan 3 isolat lainnya dapat tumbuh namun memiliki diameter zona bening yang besarnya sama dengan diameter koloni. Lima isolat yang memiliki indeks selulolitik tinggi digunakan untuk uji lanjut yaitu VTM1, VTM5, VTM6, VM9, dan VT12. Kelima isolat tersebut memiliki pola aktivitas selulolitik yang berbeda-beda dalam menghidrolisis masing-masing substrat begitu juga dengan kisaran waktu inkubasi yang dibutuhkan. Isolat VTM5, VTM6, VM9, dan VT12 memiliki kemampuan menghidrolisis substrat lebih tinggi pada CMC untuk menghasilkan gula reduksi dari pada TKKS. Isolat VTM5 menghasilkan gula reduksi maksimalnya pada kisaran inkubasi pada jam ke-48 sebesar 7,72 µg/ml, VTM6 pada jam ke-144 sebesar 14,2 µg/ml, VM9 pada jam ke-24 sebesar 18,0 µg/ml, dan VT12 pada jam ke-72 sebesar 10,1 µg/ml. Sedangkan isolat VTM1 sebaliknya gula reduksi yang dihasilkan lebih tinggi pada TKKS dari pada CMC yaitu pada jam ke-24 sebesar 11,4 µg/ml. Namun meskipun aktivitas selulase yang dihasilkan lebih tinggi pada CMC, tetapi hasil efisiensi hidrolisis masing-masing substrat oleh selulase lebih efisien pada substrat TKKS dari pada CMC. Adapun tingkat efisiensi masing-masing isolat pada substrat CMC dan TKKS antara lain, VTM5 0,15 %, 0,25 %; VTM6 0,28 %, 0,28 %; VM9 0,36 %, 0,60 %; VT12 0,20 %, 0,41 %; dan VTM1 0,16 %, 1,07 %. Hasil identifikasi morfologi makroskopis dan mikroskopis isolat VTM1, VTM5, VTM6, dan VT12 merupakan genus Aspergillus, sedangkan isolat VM9 merupakan genus Pestalotiopsis. Diperlukan uji lebih lanjut untuk mendapatkan aktivitas enzim selulase optimal dengan karakterisasi suhu, pH, dan waktu inkubasi.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries081810401012;
dc.subjectSKRINING DAN IDENTIFIKASI KAPANG SELULOLITIKPADA PROSES VERMIKOMPOSTING TANDAN KOSONG KELAPA SAWITen_US
dc.titleSKRINING DAN IDENTIFIKASI KAPANG SELULOLITIK PADA PROSESVERMIKOMPOSTING TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record