dc.description.abstract | Perang di Semenanjung Korea dipengaruhi oleh Negara Jepang, China bahkan
Russia. Ketiga negara ingin menguasai seluruh Semenanjung Korea sehingga
membuat mereka saling berperang, selanjutnya yang terjadi adalah negara di bagian
utara meminta bantuan Rusia, bagian timur Jepang, dan bagian barat China atau
Korea. Hanya sekali selama 40 tahun Semenanjung Korea dibawah pemerintah
tunggal orang Korea yaitu di era dinasti Koryo maka dengan itu nama Korea itu
diambil. Akhirnya cara untuk menghentikan peperangan tersebut dengan jalan
membagi Korea Selatan-Korea Utara sepanjang sungai Yalu.
Usaha untuk menyatukan Korea dengan cara militer antar-Korea sudah pernah
di lakukan yaitu terjadinya perang pada tahun 1950-1953. Perang itu dihentikan
dengan gencatan senjata namun bukan untuk menghentikan perang hanya perjanjian
gencatan senjata dimana sewaktu-waktu perang bisa pecah kembali. Baik Korea
Selatan dan Korea Utara sudah jenuh memilih cara perang dan berusaha untuk
menyatukan Korea dengan cara non perang. Korea Utara hanya punya partai
komunis, sehingga cara perdamaian dengan politik ini gagal. Setelah sekian tahun
mencari cara, maka diambil cara ekonomi melalui pembuatan suatu bentuk kerjasama
ekonomi yang berlokasi di Korea Utara dengan nama Kaesong Industrial Park.
Penelitian ini menggunakan metode analisa kualitatif dimana sumber data diambil
dari data sekunder. Penulis menafsirkan secara kualitatif fakta-fakta dari berita-berita
dari media massa dengan metode berfikir deduktif dimana penulis dipandu oleh
kerangka teori yang menyebutkan bahwa merupakan integrasi dalam bidang – bidang
non-politik yang diharapkan akan semakin meluas (spill-over) integrasinya apabila
unit – unit yang terlibat mendapatkan keuntungan dan keterlibatannya dalam integrasi
tersebut, teori fungsionalisme begitu erat kaitannya dengan Organisasi Kerja Sama
Internasional.
Hasil kajian penulis berdasarkan kerangka teori menyebutkan bahwa Kaesong
menjadi faktor yang bisa mencegah perang diantara kedua Korea supaya tidak pecah
kembali. Hal ini terbukti karena pada tanggal 12 February 2013 terjadi peledakan
bom nuklir Korea Utara. Mengakibatkan di tutupnya Kaesong Industrial Park bahkan
pegawai Kaesong Industrial Park dipulangkan terakhir ketika ketegangan sudah
hampir mencapai puncaknya untuk pecah menjadi perang. Pemerintah Korea Utara
dan pemerintah Korea Selatan, akhinya mengawali dialog untuk melanjutkan industry
Kaesong yang sempat terhenti. Karena sekian waktu Kaesong terhenti,
mengakibatkan eksport tertunda dan pendapatan tidak diperoleh selama ketegangan
memuncak. Hal ini membuat Pemerintah Korea Utara dan Pemerintah Korea Selatan
sepakat membuka kembali Kaesong. Dengan ini, membuktikan bahwa kerugian
ekonomi tidak ingin diambil oleh kedua Korea sehingga mereka memilih cara tidak
berperang, terbukti bahwa Kaesong adalah faktor yang mencegah perang dan faktor
yang mendorong akan terjadinya perdamaian. | en_US |