dc.contributor.author | DINA MARIA ULFA | |
dc.date.accessioned | 2013-11-30T06:23:31Z | |
dc.date.available | 2013-11-30T06:23:31Z | |
dc.date.issued | 2013-11-30 | |
dc.identifier.nim | NIM091610101044 | |
dc.identifier.uri | http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/1952 | |
dc.description.abstract | Masalah nutrisi di Indonesia dan di negara berkembang pada umumnya
didominasi oleh masalah Kurang Energi dan Protein (KEP), dan masalah gizi
mikro lainnya seperti defisiensi zat besi dan defisiensi vitamin B kompleks. Salah
satu manifestasi rongga mulut akibat defisiensi nutrisi yaitu angular cheilitis.
Perbedaan kondisi geografis memberikan ciri khusus pada pola konsumsi
masyarakat. Gangguan gizi sering dihubungkan dengan pola konsumsi dalam
keluarga atau masyarakat yang nantinya berpengaruh terhadap prevalensi angular
cheilitis. Penelitian ini bertujuan mengetahui prevalensi angular cheilitis pada
anak SD usia 6-8 tahun di wilayah dataran rendah dan dataran tinggi Kecamatan
Tempurejo Kabupaten Jember. Penelitian ini merupakan observasional dengan
metode pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di Kelurahan Wonoasri
dan Sanenrejo dengan ketinggian rata-rata 18 mdpl, Curahnongko dan Pondokrejo
dengan ketinggian rata-rata di atas 240 mdpl. Subyek penelitian adalah anak SD
kelas 1 dan 2 usia 6-8 tahun. Data dianalisis menggunakan uji non parametrik
Mann-Whitney Test dan Kruskal-Wallis Test. Data dikelompokkan berdasarkan
tempat tinggal, jenis kelamin, dan umur. Hasil penelitian ini menunjukkan
terdapat perbedaan prevalensi angular cheilitis yang signifikan antara dataran
rendah dan dataran tinggi. Perbedaan prevalensi angular cheilitis di dua wilayah
ini disebabkan oleh pola konsumsi masyarakat tersebut yang berbeda. Prevalensi
angular cheilitis berdasarkan jenis kelamin menunjukkan hasil signifikan
dikarenakan kebutuhan asupan nutrisi anak laki-laki lebih banyak dibandingkan
anak perempuan. Sedangkan prevalensi angular cheilitis berdasarkan usia,
menunjukkan hasil yang tidak signifikan dikarenakan usia 6-8 tahun memiliki
range yang berdekatan, sehingga perbedaan kebutuhan nutrisi tidak terlalu
menonjol. Kesimpulan penelitian yaitu terdapat perbedaan prevalensi angular
cheilitis yang signifikan di dataran rendah dan dataran tinggi. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.relation.ispartofseries | 091610101044; | |
dc.subject | angular cheilitis, dataran rendah, dataran tinggi, prevalensi | en_US |
dc.title | PREVALENSI ANGULAR CHEILITIS PADA ANAK SD USIA 6-8 TAHUN DI WILAYAH DATARAN RENDAH DAN DATARAN TINGGI KECAMATAN TEMPUREJO KABUPATEN JEMBER | en_US |
dc.type | Other | en_US |